Kamis, 02 Januari 2014

Aku dan Dia

Pada hakikatnya, diantara kami berdua itu ada sebuah dinding yang memisahkan. Hingga aku tidak bisa menatapnya dan dia tidak bisa mengintipku. Akan tetapi, memanjang dari belakangku hingga ke belakang dia, ada dinding kaca yang melerai kami dari aroma uap mesin di ruang produksi. Nah, dari dinding kaca inilah cerita kita berdua mengalir syahdu...


Alkisah, dinding gypsum diantara kami berdua itu memanjang hingga nyaris menyentuh dinding kaca di belakang dan membentuk huruf T jika dilihat dari atas. Aku bilang nyaris menyentuh, karena ada celah selebar 3 jari yang tidak tertutupi oleh gypsum. Dari celah itulah setiap hari menguar aroma dan asap rokoknya si bos....

Celah yang bersejarah

Dia pernah bertanya, "kita belum punya ruangan untuk merokok, jadi saya merokok dimana ya..?"
Saya bilang dengan polos," di luar saja, bos. Depan gerbang..." Dia diam menyimak. "Bos saya yang dulu begitu, sih.." aku nyinyir. Dia masih diam. Memberiku kesempatan untuk lebih nyinyir... "Atau stop smoking ajalah, Bos.. It's better..." 

Dia menolehku cepat," daripada berhenti merokok, mendingan saya berhenti kerja..." katanya.

Yowis.. suka hati bos lah...

Diawal-awal pindah kemari, dia masih suka ngerokok di luar, dekat pos security. Lama-lama, dia mulai merokok dalam ruangan. Biasanya tuh, sore-sore.. Saat sebagian besar penghuni kantor sudah lenyap entah kemana. Tapi kini, sejak pagi dia sudah mulai menganiaya paru-parunya dan paru-paruku dengan membakar dan menghisap tembakau di dalam ruangannya yang terletak persis di samping ruanganku (dan bercelah itu).. Dan aku, setiap kali harus mengungsi ke toilet untuk menghindari aroma dan asapnya. Atau memakai masker yang tetap tak mampu meredam keberingasan si asap rokok.

Bukan... aku bukan anti perokok, Say.. Ayahku merokok, adik lelakiku merokok, mantan pacarku juga perokok. Dan dia terlihat keren kalau merokok sambil nyetir mobil dan pakai kacamata hitam, trus setiap kali selesai mengisap rokok, dia menjentikkan abu rokoknya keluar...bhuahahaha,... (ternyata sangat gampang membuat diriku tersepona :P) Tapi entah kenapa, beberapa tahun terakhir aku sungguh tak bisa lagi mencium aroma rokok. Kepala langsung pusing, perut mual dan kembung... Entah apa yang salah..

Maka dari itu, aku sering berdoa, semoga Tuhan memberi petunjuk pada bos ku, untuk tidak merokok dalam ruangan ber-ac, dan membuat karyawan di sebelahnya kembung sepanjang hari.... Sebagai orang teraniaya, semoga do'a ku diijabah...


11 komentar:

  1. terlalu sering menghirup aroma rokok (perokok pasif) kurang baik kak, malah bisa lebih berbahaya dibanding perokok aktif.. ^_^

    BalasHapus
  2. waduh.... iya perokok pasif bahaya... pake masker mbak,,, atau reminder lagi aja si bos atau coba pura2 ijin sakit bilangin kata dokter hrs istirahat terlalu banyak hisap asap rokok uhuks.... hehehe....

    BalasHapus
  3. Wadouh ...
    ngerokok diruang ber AC apa enaknya sssiihhh ...
    yang bener aja tuan ...
    saya ini mantan perokok ... tapi yaaa nggak gitu-gitu amak kaleee ...

    Alhamdulillah sekarang saya sudah terbebas dari belenggu asap tersebut

    Salam saya Dewi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukurlah, Om.. Kat iklan, rokok bisa membunuh Anda.. :D

      Salam sehat bebas rokok, Om..

      Hapus
  4. begitulah nasib seorang perokok pasif seperti saya juga

    BalasHapus
  5. aaamiiiin aaaamiiiiiinn
    gak enak emang menghirup asap rokok
    bikin mual ya mbak

    semoga bos nya segera mendapatkan hidayah untuk berhenti merokok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, Jeng... Dia udah dapat hidayah, sekarang udah lebih sering merokok di luar.. Doa orang teraniaya memang mantab.. :D

      Hapus
  6. emang ga enak banget kalo menghirup asap roko, engap

    BalasHapus

Yang cakep pasti komen, yang komen pasti cakep..

Tapi maaf ya, komentar nggak nyambung akan dihapus :)
Terima kasih...