Senin, 24 Januari 2011

Nasibku dan presiden

Semenjak Pak Bos mengumumkan perusahaan bakal pindah ke Malaysia itu, maka Pak Pres Dir kami yang kumisan dan sedikit tampan itu jarang ada di kantor sini. Dia lebih sering nongkrongin perusahaannya di negeri jiran itu. Hanya seminggu sekali aja dia kesini, setiap hari Jumat.. Minta laporan, meeting dan marah-marah. Itu ajalah tugasnya disini..hehehe.. pis, Pak!

Lalu, datanglah hari itu, Jum'at (21/1) pagi. Kudengar pintu ruangannya  dibuka (ruangan beliau disebelah ruangan finance). Maka aku bersiap-siap dengan catatanku. Catatan tentang berbagai masalah dan beberapa usulan yang ingin ku ajukan padanya. Kuharap kumisnya nggak rontok hanya gara-gara ini. Amin.

Setengah jam berlalu. Kubiarkan dia rilex dulu. Kalau baru datang langsung disodorin beginian, alamat akan terjadi gempa susul menyusul dimari.

Ehem! Show time...

Tok! Tok! Tok!
Kugedor pintu, kulihat dari balik kaca ruangannya mulutnya bergerak mengucapkan "Yes, come in!"
Aku buka pintu.
"Good morning, Pak. Do you have ten minutes for me?" mesti tanya dulu, jangan-jangan dia udah ada jadwal meeting atau apa.
"Oh, Dewi. Morning! Sure! Sit down," bos ini emang angin-anginan. Kalo lagi baik kita disuruh duduk. Kalo lagi uring-uringan, kita dibiarkan berdiri, gemetaran dibawah AC ruangannya yang lebih dingin dari kotaku tercinta: Bukittinggi.

Kalo lagi baik gini, kita mesti basa-basi dulu:
'Pa kabar pak? 'Bapak terlihat capek'. Atau  'Disana ok?
Nanti dia akan cerita panjang, tentang pabrik baru dia yang banyak masalah. Tentang lelah harus bolak balik antar tiga negara tiap hari Kamis: Singapura-Malaysia-Indonesia, lalu Jum'at-nya masuk kantor sini. Kalau udah begitu itu artinya lampu hijau juga bagi kita untuk berkeluh kesah (juga) tentang masalah kita selama dia tak di kantor.

Jadi begitulah sodara-sodara. Akupun dengan lempeng mengatakan masalah2 ku selama seminggu ini. Dia pun berjanji akan settle kan secepatnya. Lalu.....................inilah tujuan utamaku kemari: GAJI!

Dengan sangat hati-hati, karna takut melukai hati sendiri, aku berkata:
"Pak, finance tinggal 3 orang sekarang. Saya handle kerjaan tiga orang sekaligus. Kerjaan saya dan dua orang mantan atasan saya yang resign tanpa hand over yang jelas. Terus-terang ini sangat berat bagi saya," berhenti sejenak. Menahan gemetar.

Dia menatapku.

"Beberapa kerjaan yang bisa saya delegasikan, saya minta bantu Diah dan Chandra"

Dia mengangguk-angguk, " Good.."

"Pak.....nggg..." bingung deh gimana ngomongnya...

Dia memandangku, mungkin dalam hatinya: "Gw tau lo pengen ngomong ape, cooyyy..! Tapi gw pura-pura kagak tau aje! Sebodo amat ma lo-lo pade!"

"Oke, Dewi. Begini. Saya tau ini berat. Saya tau kamu sekarang sangat sibuk. Jadi kalau ada masalah atau kamu kesulitan, jangan segan-segan menghubungi saya atau Suzan (maksute Finance Manager di S'pore) by email, skype atau sms. Kami pasti bantu kamu. So, dont worry so much. Kamu pasti bisa....bla..bala..bla.."

Uhhh..! Aku nggak dengar lagi dia ngomong apa. Aku sibuk menyusun kata-kata yang pas untuk mengajukan naik gaji bagi kami bertiga yang bernasib mengenaskan ini. Tapi tiba-tiba aku tersentak ketika dia bertanya:

"Anything else?" sambil seketika berdiri, menjangkau gelasnya di meja sebelah, lalu minum. Berarti itu tanda waktuku sudah habis. Time is over! Maka akupun berdiri dengan lunglai, menatapnya putus asa dan dengan sendu bin syahdu berkata:

"Nggak, Pak. Makasih untuk waktunya..."

Kembali ke ruang finance yang anget-anget kuku, kucoba menenangkan diri. Harusnya tadi ngomong aja! Uh, bego banget siiiiiyyyy..!! Minta waktu 2-3 menit lagi, gituh!

Perasaan sendu itu terbawa hingga sore harinya aku pulang kerumah dan curhat sama misua. Misua tercinta bilang, "Udah, kan Jum'at depan dia kesini lagi. Mama harus berani. Jangan ragu-ragu, itu kan hak mama. Wong mama udah kerja mati-matian kok. Itu patut dihargai, kan?"

Aku mengangguk sambil berusaha sepenuh jiwa mengorek upil yang terperosok di liang hidungku terdalam.

Malam harinya, ketika nonton Metro Nine News, aku dan suami saling berpandangan mendengar Mbak Cantik pembawa berita membacakan berita tentang curhat presiden soal gajinya yang nggak naik-naik selama 7 tahun pada acara Rapim TNI.


Bah! Ternyata gw senasib ma presiden, Bo' Sama-sama gak naik gaji! Tak kusangka tak kuduga. Ternyata presiden dengan gaji tertinggi ke 3 di dunia masih mengeluhkan gaji yang nggak naik. Wawawawadduuhhhh....

Katanya ini adalah kali ke-3  presiden mengeluhkan hal ini didepan publik. Tahun 2007, 2009 dan 2011. Emang gaji yang 28 kali pendapatan perkapita itu masih kurang ya, Pak? Meskipun gaji Pak Presiden masih berada dibawah Komisaris BUMN dan Gubernur BI, tetap aja gaji Bapak berada jauuuuuuuuhhhhhhh....diatas kami-kami rakyat yang merana ini.

Eh, Bapak juga kudu ingat meski gaji kami jauh dibawah Bapak, masih banyak orang-orang yang juga jauuuuuuuuhhh...dibawah kami. Yang untuk nyari duit ceban sehari aja, susssssaaaahhh..gitu. Terus lagi, para pengungsi tsunami Aceh yang kehilangan segala-galanya dan ampe sekarang masih tinggal di pengungsian jauh lebih merana dari kita, Pak (Kita? Lo aja, kaleee - Pak Presiden says)

Ada lagi nih, Pak. Saudara-saudara kita yang tergusur lumpur lapindo dan gak jelas nasibnya hingga kini. Banyak dari mereka yang putus asa dan bunuh diri. Banyak juga yang stres dan depresi. Bapak bayangin deh, tuh. Banyak anak-anak yang terlantar dibawah kolong jembatan karena nggak punya rumah untuk berteduh, nggak punya uang untuk makan.

Jadi, bapak jangan dulu mikirin gaji Bapak yang cukup untuk nyekolahin ratusan anak terlantar itu deh. Aku nggak tau nih, pak presiden waktu ngomong begituan, serius atau sekedar bercanda? *dari pengamatan mata batinku, wajah Pak Beye serius banget saat itu* 

Kalau bapak serius, itu keterlaluan atuh, Pak. Masak mengeluh dengan gaji segitu gede?
Kalau Bapak hanya sekedar bercanda, kudu hati-hati Pak. Becandaan juga bisa bikin orang sakit hati, sedih, dan kecewa ama yang bercandain, looooo....

Lihat aja nih daftar gaji Presiden RI diantara para petinggi dunia yang dilansir The Economist pada Juli lalu:

1. Kenya
US$ 427.886 sekitar Rp 3,8 miliar
(240 kali pendapatan per kapita) - ini usulan parlemen Kenya, katanya sih ditolak sama PM-nya (ada ya, yang nolak naik gaji. Ini baru "good..."

2. Singapura
US$ 2.183.516 sekitar Rp 19,8 miliar
(lebih dari 40 kali pendapatan per kapita)

3. Indonesia US$ 124.171 sekitar Rp 1,12 miliar
(28 kali pendapatan per kapita)

4. Afrika Selatan
US$ 272.280 sekitar Rp 2,4 miliar
(26 kali pendapatan per kapita)

5. Hong Kong
US$ 513.245 sekitar Rp 4,6 miliar
(lebih dari 10 kali pendapatan per kapita)

6. Selandia Baru
US$ 271.799 sekitar Rp 2,45 miliar
(10 kali pendapatan per kapita)

7. Prancis
US$ 302.435 sekitar Rp 2,74 miliar
(sekitar sembilan kali pendapatan per kapita)

8. Amerika Serikat
US$ 400.000 sekitar Rp 3,6 miliar
(sekitar delapan kali pendapatan per kapita)

9. Jepang
US$ 273.676 sekitar Rp 2,48 miliar
(sekitar tujuh kali pendapatan per kapita)

10. Jerman
US$ 283.608 sekitar Rp 2,57 miliar
(sekitar tujuh kali pendapatan per kapita)

11. Kanada
US$ 296.400 sekitar Rp 2,68 miliar
(sekitar tujuh kali pendapatan per kapita)

12. Irlandia
US$ 287.900 sekitar Rp 2,6 miliar
(sekitar tujuh kali pendapatan per kapita)

13. Rusia
US$ 115.000 sekitar Rp 1 miliar
(sekitar tujuh kali pendapatan per kapita)

14. Australia
US$ 286.752 sekitar Rp 2,59 miliar
(sekitar tujuh kali pendapatan per kapita)

15. Inggris
US$ 215.390 sekitar Rp 1,95 miliar
(sekitar enam kali pendapatan per kapita)

16. Taiwan
US$ 184.200 sekitar Rp 1,66 miliar
(sekitar enam kali pendapatan per kapita)

17. Argentina
US$ 74.126 sekitar Rp 671 juta
(sekitar lima kali pendapatan per kapita)

18. Korea Selatan
US$ 136.669 sekitar Rp 1,23 miliar
(sekitar empat kali pendapatan per kapita)

19. Israel
US$ 120.814 sekitar Rp 1 miliar
(sekitar empat kali pendapatan per kapita)

20. Polandia
US$ 45.045 sekitar Rp 408 juta
(sekitar tiga kali pendapatan per kapita)

21. Cina
US$ 10.633 sekitar Rp 96,3 juta
(sekitar tiga kali pendapatan per kapita)

22. India
US$ 4.106 sekitar Rp 37 juta
(sekitar dua kali pendapatan per kapita)

Tuh, rata-rata negara maju hanya menggaji presiden mereka 7-9 kali pendapatan perkapita. Sementara Indonesia dengan lebih besar rakyat merana malah menggaji Presidennya dengan 28 kali pendapatan perkapita.

Namun, data ini berbeda dengan apa yang disampaikan Panitia Anggaran DPR pada tahun 2005. Mereka menyatakan gaji kotor Presiden Yudhoyono termasuk tunjangan jabatan dan tunjangan lain adalah Rp 85.074.356 per bulan. Setelah dikurangi pajak dan potongan Rp 22.576.556, tiap bulan Presiden menerima gaji bersih Rp 62.497.800. Total setahun, Presiden Yudhoyono mendapatkan gaji sekitar Rp 749 juta.

Aku rasa The Economist menghitung gaji plus dana taktis atau tunjangan yang didapat oleh seorang presiden, kali ya? Soale, dengar kabar burung tunjangan presiden kita aja 2M/bulan. Mantaaabbbsss....

Tau deh, mana yang bener. Yang pasti, gajinya masih lebih tinggi dari gw..hak..hak..

Andai Pak Beye tau kita-kita disini juga nggak naik gaji. Pasti dia nggak kan terlalu sedih dan mengeluh begitu...hiks..hiks..

Bukan begitu bukan? Pegimana menurut Anda, Gan?



Sumber: Metro TV, Tempo Interaktif, Internet.


27 komentar:

  1. Nah, kalau yang tergusur karena Lumpur Lapindo itu nasib saya, Mbak Dewi. Serius! Tapi untungnya saya tak sampai stres jalan-jalan sambil telanjang ke tengah jalan sambil nyanyi-nyanyi stress gara-gara ini. :D

    Saya dengar katanya mau ada pengumpulan koin buat SBY, ya? Weleh-weleh memang aneh-aneh para petinggi di negeri ini. Curhat kok di depan publik. Mending di blog saja kayak kita ini kaum blogger.

    Oh, ya, Mbak turut bersimpati atas kondisi perusahan Mbak Dewi. Dari Bukittinggi ya aslinya? Saya pernah sekali lewat kota Bukittinggi saat perjalanan darat dari Padang ke Pekanbaru. Jalan-jalannya asyik lewat hutan-hutan dan ada jalan yang namanya apa itu "Kelok 9", ya? :D

    BalasHapus
  2. Wah, korban Lapindo juga ya, Mas. Kirain mas orang Jogja. Jadi gimana proses ganti rugi masyarakat sana, Mas? Mudah2an lancar deh..

    Hahahaha..bener, Mas. Ada ajakan untuk ngumpulin koin buat pak SBY, mungkin banyak yang kasian dg keluhan bliau...hahaha. Aya-aya wae... Kayaknya kalau jadi org penting nggak bisa curhat sembarangan ya, Mas. Makanya saya nggak mau jadi presiden...wkwkwk..

    Bener banget. Saya asli wong Bukittinggi, Mas. Tapi udah lama ngk pulang lewat kelok 9. Dengar2 kelok 9 skrg udah digantikan jalan layang.

    Kapan mau ke Padang lagi, Mas? :D

    BalasHapus
  3. Uni Dewi, terimakasih atas kunjungannya. saya udah berhasil melewati masa berkabung kok :)

    anyway, saya juga baru mengalami masalah gaji nih. boro-boro naik, malah kena sunat :D
    yah, nasib...
    Makanya pak Beye seharusnya bersukur dengan gaji segitu ya. kalau dia masih ngeluh juga, rasanya jadi pengen nyunatin (gaji) pak Beye deh :D
    hahahaha

    BalasHapus
  4. Kak Dewi ad rencana curhat berjamaah ga ne bareng Yth pak Beye...JIhahahahahaa...

    Agaknya syair berikut ini bs menggambarkan swasana hati saya setelah membaca tulisan kak Dewi d atas.

    Gandhi yg dicari yg ad komedi.
    Revolusi dinanti yg dateng Azhari (Mr Gayus beraksi).
    Lembaga berdiri berselimut korupsi.
    Wibawa menjadi alat melindungi diri.

    Kesaksian tergusur oleh kepentingan ngawur. Pemerintah keasyikan berpolitik (ngawur). Partai politik sibuk menuhankan uang (ngawur). Sementara ad rakyat yg lapar makan daun dan arang. "RUBAH_Iwan Fals"

    Menurut saya, inilah negara dunia ke 3, susah senang banyak susahnya. Pemimpin teh saenak e dewe...jiheheee...

    BalasHapus
  5. Aku Salut sama mba Dewi...Hebat mba nyalinya ketemu Bos, Semoga cpt naik Gaji yah..Hehe

    Kalo Presiden kita mah udah terkenal emang suka curhat2 ga penting di publik...ckckkc

    BalasHapus
  6. @Rian:
    Syukurlah. Duka pun pasti ada hikmahnya.

    Bah, aku setuju kalo kita nyunat gaji Pak Beye. Ntar aku diajakin ya?

    Gaji dan tunjangan Pak Beye sebulan itu sama dengan gaji sebulan utk 800 karyawan di tempatku kerja. Masih aja ngeluh? Jangan deh, ah! Malu sama rakyat jelata atuh... Itu namanya kufur nikmat. Iya nggak, Rian?

    @ MR TM:
    Kalau kemarin diajakin sama Pak Beye sih, aku mau aja curhat berjamaah. Biar seluruh dunia juga tau kalau aku dan presiden senasib..wkwkwkw..

    @ Nadia:
    Diberani-beraniin, Nad. Sebenarnya gemetaran juga sih.. Tapi demi para juniorku yang udah bantu banyak ini, aku maksain diri. Tapi blom berhasil merayu Pak Bos nih...

    Nggak heran lagi ya? hehehe..

    BalasHapus
  7. wah naik gaji ya?

    bagus tuh kalo kita juga bisa masuk berita hanya gara2 pengen naik gaji...

    hahahha

    BalasHapus
  8. nasib2, serupa tapi tak sama

    BalasHapus
  9. hehe..emang tuh, biar dia gajinya gak naik kan SBY tetap bisa dpt sampingan gitu. namanya juga presiden...zi zi zi..kalo kita2 ya baru tuh boleh ngeluh kalo gaji gak naik.

    BalasHapus
  10. Hijrah aja mbak ke tempat yang lebih baik...

    kalo saya sih tetap senang kerja ditempat saat ini, biar kata gaji gak gede yang penting kalo ijin-ijin rada gampang, jam kerja juga terlalu pakem yang penting beres, paling repot awal dan akhir bulan/tahun. Jadi banyak waktu luang untuk cari sampingan hehehe....

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah, Mbak meski belum diganti rugi semuanya tapi sudah dibayarkan 80%nya dan bisa buat tambahan ambil rumah baru di Jogja.

    Saya dulu (tahun 2007) ke Padang pas ada tugas dari kantor aja, Mbak. Kebetulan saya ditempatkan di Sumatera selama 3 bulan dan salah satunya sempat keliling2 dari Medan ke Padang dan Pekanbaru. Hem, nggak tahu kapan bisa kesana lagi. Keliling menyaksikan keindahan pulau Sumatera. :D

    BalasHapus
  12. Ngomong2 soal gaji kira2 tahun ini kita ada kenaikan gaji gak kak Wi...
    Soalnya perusahaan kita kan mau pindah...

    Bos kita yang super ganteng and keren itu emang ada banyak alasan kalau udah menyangkut soal gaji...

    BalasHapus
  13. busyeeet deh... skali gajian enak bgt ya, kira2 bs bwt beli bakso brp truck ya???
    hehe...
    :)

    BalasHapus
  14. presiden naik gaji????
    aku kpn ya bs naik gaji?
    hiks hiks...

    BalasHapus
  15. just visit U my friend, please follow me...
    I love your blog
    ^_^

    BalasHapus
  16. hahahaha.... cuma bisa senyum2 ndiri pas baca postingan ini, kata2 sungguh menggelitik....Wawawawadduuhhhh.... kalo gaji kurang, ya ngomong aja jng takut. pasti ntar aku naikin koq, hahaha...

    BalasHapus
  17. alhamdulillah... ternyata saya cakep... kan uda komen, btw foto profilnya mirip iklan shampo. cantik, hehehe...

    BalasHapus
  18. HHmmm
    jadi standartnya kurang lebih adalah 10 kali pendapatan perkapita rata-rata ya ...

    Yang jelas ...
    Saya pikir tunjangan perbulan sudah lebih dari cukup itu. (dan sepertinya Tunjangan inilah yang dari tahun ke tahun naik ... seiring dengan inflasi dan sebagainya)

    Ini menurut saya
    dan saya bisa salah

    Salam saya

    BalasHapus
  19. sepertinya pengamatan mata bathin mbaknya perlu di pelajari nii.. keren juga bisa tau kapan org terlihat sungguh2 en kapan lagi becanda.. apalagi masalah curhatan gaji spt ini :p saiia ajja gag punya gaji ko' mbak :p lahh ikutan curhat?!?!

    BalasHapus
  20. ckckckkc ternyata gaji pak presiden segede itu wakkkkk....ealah tak ada seujung kukunya sama gaji ane yang jadi kuli bangunan wkkwkw

    BalasHapus
  21. @ Rohani S:
    hehehe..iya, cuman kalo saya yang ngeluh gak naik gaji, ngak ada wartawan yang nyorotin kamera dan ngebahas itu berulang-ulang di tipi hingga penonton eneg. :(

    @ Dina:
    yang serupa hanya bagian gak naik gajinya aja, Jeng. Lainnya nggak ada yang sama..wkwkwkwk...

    @ Jeng Fanny:
    Bener. Jadi kalau beliau gak naik gajipun nggak masalah sebetulnya, ya? (menurut kita sih) Denger-denger Bung Hatta juga nggak pernah naik gaji selama jadi Wapres. Pernah ngeluh juga gak beliau ya?
    *soale blon lahir waktu itu :D*

    @ Blog keluarga:
    Maunya sih hijrah, Mas. Tapi nunggu pesangon dulu. Sayang kalo uang miliaran saya menguap gitu aja. :D
    Disini juga gitu. Mau ijin-ijin juga gampang. Yang penting kerjaan nggak terbengkalai dan bisa memenuhi deadline aja. Sayang mau pindah..hiks...

    @ Mas Joko:
    Syukurlah kalau udah dapat ganti rugi, Mas. Tapi semuanya dapat kan? Gimana dg yang diluar 'peta' tapi juga kehilangan harta benda? Katanya nggak dapat ya?

    Ooo...kirain kesana cuman jalan-jalan, MAs. Tugas kantor toh... Saya juga udah lama nggak pulang ke Bukittinggi. Jadi pengen pulkam nih...

    @ Ibu Dini:
    Orang ganteng yang nyebelin ya dia itulah Mul. :D
    Kayaknya untuk operator udah pasti naik Mul. Nggak tau kalo untuk kita-kita. Aku besok mau menghadap lagi..hihi.. Biz, bener-bener kerja rodi nih, Mul. hhhh.... Ntar ku kasih bocoran ya?

    @ Science box:
    hahahaha..kayaknya bisa untuk buka 10 warung bakso tuh..wkwkwk.. Saya nggak mau gajinya. Mau tunjangannya aja..sluurrpp!

    @ Penghuni60:
    Pertanyaan kita sama! :(
    Kalo Presiden bertanya seperti itu (apalagi didepan kamera), DPR langsung menggelar raker tuh dan masukin gaji presiden ke anggaran tahunan.
    Kalo kita? :(

    @ Kay:
    Hi Kay. I'll come to your blog soon.
    Thanks. :)

    @ Kang Sugeng:
    hihihi...nggak takut sih, Kang. Cuman malu..wkwkwkw..
    Jangan kelamaan senyum sendiri, Kang. Ntar di antar ke RSJ..hahah..

    Kang Sugeng lagi:
    Iya, yang komen disini cakep smua, Kang. Dijamin!
    Hah? Kayak iklan shampoo? Shampoo mobil ya, Kang? hihihihi...

    @ Om Nh18:
    Sepatutnya sih segitu Om. Kalo ketinggian kan kasihan sama rakyatnya. Terlalu lebar jurang diantara kita..*halah!*
    Kita sama-sama menurut, Om...eh, maksud saya, menurut saya juga sama dg yang menurut Om (ih, bahasa paan siY?)
    Dengan tunjangan saja udah bisa hidup makmur sentosa gemah ripah loh jinawai, kenapa masih ribut dg gaji ya, Om? Lagian, mau apa-apa juga udah difasilitasi negara..ck.ckk.. Nggak ngerti deh, Om

    Salam kembali, Om. Terima kasih udah mampir.. Saya sering mampir ke blog Om sebagai silent reader, malu mau komen. :D Saya senang banget Om mampir kesini. Suer deh, Om. Saya kan penggemar Om dan Mbak Tuti Nonka.

    @ Genial:
    Nah! betul tu.. Itulah sebabnya saya jarang dimarahin Bos. Soalnya saya selalu datang pada saat yang tepat...kikikiki...
    Ntar keahlian saya akan saya bukukan. Silahkan cari di toko buku terdekat..wkwkwk..
    Gak punya gaji? Pasti dirimu bagi hasil ya? :D

    @ k.o.s:
    apalagi saya, romusha!
    :D

    BalasHapus
  22. wow gajinya gede bangettttt...
    tapi jika disadari bahwa semakin besar pendapatan semakin besar harusnya sedekah,infak, sedekah dan zakat yang harus di keluarkan. karena ada hak anak yatim dan fakir miskin didalamnya

    BalasHapus
  23. You must be a wonder woman. I dont thing the president should have more sallary for nowdays.
    SBY hanya pantas diberi coin, heheee... :)

    BalasHapus
  24. waaah senasib dan seperjuangan neh ma pres.
    bisa2 ntar bisa jadi presiden beneran lho.

    BalasHapus
  25. @ Bintangair:
    Setuju bangets!

    @ Gaelby:
    Lah, disebabkan curhat kmrn, katanya kenaikan gaji bliau udah (langsung) dibicarakan akan dianggarkan tahun ini loh, Mas. Menurut kita sih, emang lom pantas.. :(
    Yang pantas naik gaji itu...saya..hihihihi..

    @ Bang Atta:
    waahh..kalau gajinya segede itu, saya nggak mauuu.................nolak, Bang. :D

    BalasHapus
  26. eh, saya baru sadar, Uni bilang Pak Beye kufur ya :D

    hahaha :D
    untung pak Beye gak mampir ke sini ya :D

    BalasHapus
  27. @ Rian:
    hehehe.. kalo sampai pak beye baca ini, pasti ntar uni jadi terkenal karena sering diwawancara wartawan dan nongol di tipi. Asyiikkk...
    *eh, ujung-ujung nya masuk bui*
    :((

    BalasHapus

Yang cakep pasti komen, yang komen pasti cakep..

Tapi maaf ya, komentar nggak nyambung akan dihapus :)
Terima kasih...