Senin, 27 Desember 2010

Garuda Rebah di Bukit Jalil

Harusnya hari ini adalah jadwal lanjutan dari kisah cinta Bung Karno dan Inggit. Tapi aku nggak tahan untuk tidak menyalurkan uneg-unegku hari ini, aku nggak bisa menahan lebih lama lagi. Semalaman aku nggak bisa tidur.

Sehari sebelum pertarungan Garuda dengan Harimau Malaya, di tipi ada penayangan tentang koran Malaysia bertajuk: "Rebahkan Garuda". Disana ada berita yang kira-kira maksudnya begini, Timnas Indonesia selalu menang selama pertandingan di GBK karena disitulah tempat 'keramat' bagi Timnas. So, untuk mengalahkan Timnas Indonesia, maka mereka harus dibawa keluar dari tempat 'keramat' itu. Maka ketika Garuda diadu dengan Harimau Malaya dikandang sang Harimau, maka dipastikan Garuda bakal bisa 'direbahkan'.

Gambar

Ketika melihat berita itu, hatiku dag-dig-dug, merasa percaya 75% bahwa hal itu memang akan terjadi. (Namun aku tetap berdoa semoga hal itu tidak terjadi, dan kalaupun terjadi, semoga nggak buruk-buruk amat skor untuk Indonesia). Semoga Garuda tidak sanggup 'direbahkan'. Inilah saatnya Garuda kembali berjaya, setelah sekian lama negara kita hanya dipandang sebelah mata oleh negara tetangga itu. Kita nggak dianggap ada, negara para pembokat, sepele, kecilll itu mah Indonesia.

Semua WNI aku rasa mendoakan hal yang sama, tapi kenyataan berkata lain. Semalam aku menangis, gemetaran, deg-deg-an ketika Pak Safee (btw, how to read his name? Safi? Sapi?) pertama kali menjebol gawang Markus. Dan yang ku sesali adalah, ketika Firman mengawal Pak Safi, kenapa bolanya nggak ditendang keluar aja, Man? Kenapa malah dirimu hanya berlari melintasinya? Dan dengan gampangnya Pak Safi melenggang menjebol gawang Markus yang masih emosi (pasca protes masalah sinar laser) tanpa ada pengawalan Timnas.

Aku sesungguhnya bukanlah pencinta bola fanatik. Aku suka nonton sepak bola, tapi hanya bila tim kesayanganku main. Dan aku bukanlah pengamat persepak bolaan, juga bukan mantan komentator sepak bola. Tapi aku pastilah membela Timnas. Dan aku merasa, aku merasa miris melihat bola tak kunjung (tak mampu) naik ke area gawang Timnas Malaysia, selalu berada didepan gawang Markus, juga saat melihat pemain kesayanganku Oktovianus Maniani berjuang sendirian, terpelanting kesana-sini, dan ketika berhasil menggiring bola, tak ada teman tempat mengumpan. Dia sendirian disana. Gonzales dikawal sekian orang pemain Malaysia, tak dapat bola sekalipun.  Okto dikawal dan didorong kesana-sini oleh Timnas Malaysia yang berbadan kekar. Aku ingin menangis.

Dan lihatlah, ketika kedua kali Markus kebobolan oleh  Moh Ashari bin Samsudin (bener gak nih namanya?) Aku merasa seluruh isi perutku memberontak ingin keluar lewat jalur atas dan bawah. Iya, aku mual dan mules. Aku ingin muntah, aku berkeringat, tapi badanku dingin. Jantungku berdebar kencang. Indonesia pasti kalah.

Dan bener, Pak Safi kembali menjebol gawang Markus untuk yang ke 3 kali dengan gampang. Sampai disini kuletakkan piring (aku nonton sambil makan). Aku nggak bisa lagi nelen nasi. Aku bener-bener tak kuat lagi. Kenapa mesti sampai 3 kali? Kenapa nggak bisa ditahan? Mana cakar Garuda? Kenapa Timnas seperti kehilangan semangat? Kenapa pada lemas semua? Aku prediksi hanya sampai 1-0 jikalau Indonesia kalah. Tapi Ini? Sampai 3-0?

Yang lebih sedih melihat suporter Indonesia di Bukit Jalil yang tak seberapa. Wajah mereka sedih, kecewa, muram. Tak sanggup lagi mengangkat bendera merah putih keatas kepala. Salah seorang berusaha mengangkat sang Merah Putih, tapi teman dikiri kanan yang memegang ujung yang lain diam saja. Melongo. Dan bendera kita hanya terpuruk dipangkuan mereka. Aku sedih ngeliatnya. Nggak ada sorak-sorai: In-do-ne-sia! Atau nyanyian: Garuda didadaku lagi. Penonton hanya diam, berdoa (seperti aku) semoga ada keajaiban. Tapi tidak. Skor tetap segitu.

I have no idea atas apa yang dirasakan para suporter Timnas yang udah jauh-jauh datang kesana untuk nonton ya? Ketika mereka diwawancara di Bandara Soekarno-Hatta sebelum berangkat, ada yang teriak: Ganyang Malaysia! Merahkan Bukit Jalil! Ada juga yang bakal nyanyikan lagu: Disana-menang, disini menang, dimana-mana Garuda menang! Tapi mereka tak sempat menyanyikan lagu itu. Kecewa? Pastilah. Tapi mau gimana lagi. Kita udah kalah. Kecuali jika di Leg 2 nanti Timnas kita sanggup mengejar ketinggalan.

TimNas, ayo semangat lagi! Masih ada kesempatan. Tak apa mundur selangkah untuk maju seribu langkah. Ayo, banting Harimau Malaya!



22 komentar:

  1. Gw juga sedih Mba dengan kekalahan TimNas semalam. Tapi yang bikin sedih lagi waktu sinar laser dijadiin kambing hitam. Padahal kan kalo kita mo jujur emang TimNas maen ga sebagus biasanya.

    Yah moga2 tar di GBK kekalahan itu bisa terbalaskan *walopun sepertinya harapan tipis hihihi emak2 pesimis*

    BalasHapus
  2. Kak Wi..bacanya jadi sedih, semalam mul juga ikutan nagis kak Wi..sampai skg aja masih gak percaya.
    Semalam gak bisa tidur juga..bagaimana dgn TIM NAS kita disana ya..pasti pada sedih juga.
    Moga aja tgl 29 nanti bisa seperti perlawanan sebelumnya 5-1. Amin...

    BalasHapus
  3. memang sih ada yang bilang suporter malay suka mainin sinar laser untuk mengacaukan kiper. tapi jangan sampai hal itu dijadiin alasan.
    kemarin pas liat d tipi keknya timnas kita kurang pe de. sediiiihhhh banget. tapi win tetep dukung timnas Indonesia.

    BalasHapus
  4. maju terus Garuda-ku, kita sebagai bangsa pejuang itu harus diingat... kita boleh menang tapi dengan cara terhormat... saya yahin seluruh pendukung Indonesia seperti itu

    BalasHapus
  5. tim sekarang adalah terbaik, pelatih terbaik sesuai dengan kondisi... dalam bola 1 menit bisa mencetak gol sangat berharga, tumbuhkan kepercayaan tim merah putih bahwa mereka sudah berjuang memperjuangkan harga diri bangsa... walaupun hasil belum yang kita harapkan tapi dengan usaha dan doa saya yakin leg ke 2 nanti hasil beda, doakan saja Gan dan sobat2

    BalasHapus
  6. salam sehabat, sepak bola sekarang sudah berkembang, ingat kita dulu disegani di dunia bola di Asia kita menang terus ingat jamannya Ramang http://sepak-bola-news.blogspot.com/2010/12/ramang-legenda-sepakbola-indonesia-yang.html ambil pelajaran dari legenda pesepakbola Indonesia, yakin bisa sebagai yang terkuat.... mungkin ini sebagai motivasi Gan, nice post

    BalasHapus
  7. semoga dengan bantuan doa serta dukungan jutaan masyarakat indonesia, timnas kita bisa sedikitnya tidak di permalukan seperti pada leg pertama di buit jalil , bahkan kalau perlu, mendulang kemenangan yg memang tipis kansnya ya mbak... amien :)

    BalasHapus
  8. @ Bunda Zahia:
    Tapi ada benernya juga, San. Soalnya setelah protes laser, tim kita jadi gak konsentrasi dan mungkin agak emosi, jadi mainnya gak bagus. Tapi Malaysia juga bagus sih, beda dengan main mereka sebelumnya di GBK. Mungkin karena mereka belajar dari kekalahan itu. Mestinya Timnas juga begitu. Belajarlah dari kesalahan di Bukit Jalil. Maju terus, jangan patah semangat hanya gara-gara 3-0 itu.. (eh, kok gw yang jadi semangat 45 ya?)

    @ IbuDini:
    Amiinnn.. Amiinn...

    @ Bintangair:
    Mungkin Timnas lagi demam panggung ya?

    @ Rahmat yudhistira:
    Bener banget!

    @ Soccer:
    Setuju. Menang terhormat, atau kalah terhormat. Jangan balas kecurangan dengan kecurangan. Hidup Garuda!

    @ IF Info news:
    Selalu berdoa buat Timnas. Mamaku yang udah tua aja bela-belain doakan Timnas. Mari berdoa bersama untuk Indonesia! (lagi semangat tingkat tinggi nih, Gan)

    @ Soccer:
    Iya, saya udah baca tentang Pak Ramang di blog Anda, Gan. (Eh, Gan itu artinya apan sih?)

    @ Masjid Kita:
    Amiin.. Walau kansnya tipis, bukan tidak mungkin ya, Pak?

    BalasHapus
  9. they will not be able to lay down GARUDA
    timnas harus menang

    maaf baru bisa bw sekarang neh mba

    BalasHapus
  10. ayoooo kita jamu malaisya dengan sportifitas sebagai bentuk klo kita bangsa yg besar..........

    BalasHapus
  11. @ attayaya:
    bener. Semoga mereka nggak mampu merebahkan Garuda! Timnaaasss...!! Semangaaat..!!! Kami mendukung dan mendoakanmu.

    Gak papa, Bang Atta. Gi sibuk yah? :)

    @ Menone:
    Dukung fair play! Kita bangsa berbudaya, kita bangsa yang besar. (doh..semangat banget nih emak-emak..wkwkwkwk...)

    BalasHapus
  12. pokoknya ntar harus menaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannngg

    BalasHapus
  13. Dibalik kecurangan Malaysia, saya tetap menilai bahwa permaianan TimNas memang tidak sebaik sewaktu di Kandang. Mungkin memang masih menjadi Jago kandang kali ya,, hehehe. tetap emndukung Yimnas di GBK....

    My last blog Diet;Berat Ideal vs Bentuk Ideal

    BalasHapus
  14. @ kira:
    Amiiiinnnn...!!!

    @ Sang cerpenis bercerita:
    Amiiin..seribu kali aminnn..! Gak sanggup gw kalo harus kecewa lagi..hiks..

    @ blog keluarga:
    betul! Nampak grogi, trus nampak kayak kebingungan gitu waktu di Bukit Jalil ya? hmmm..
    Macam mana kalau ke piala dunia tuh...?

    BalasHapus
  15. hari ini semoga Tim Garuda menang !!

    BalasHapus
  16. timnas kalah, karena sistem pemanggilan ke timnasnya pake sistem tenda BONGKAR PASANG. Kenapa tidak, jika nanti mau ada iven sea games, AFF, pra piala asia/dunia, baru 1-2 bulan pemain dikumpul dan diseleksi lagi. makanya di laga kemarin, hanya 4 org yang CAPS NYA diatas 20. BP, Utina, Markus dan maman..

    ok mbak aku follow yah..biar bisa komen sini dgn mudah...:)

    BalasHapus
  17. Yahhh....ternyata doa kita berbalik arah dengan kenyataan, memang pada pertandingan final laga kedua tadi malam kita unggul 2-1 dari malaysia tapi hal itu tidak cukup untuk memboyong piala AFF karena pada laga pertama kita kalah 3-0....

    Hmmmm...kayaknya kejadian ini akan semakin memperkuat animo bahwa Indo jago kandang....

    Ahh...sudahlah, mari menuai hikmah dari semua ini

    BalasHapus
  18. @ wien:
    mereka menang, tapi tidak juara...

    @ sanman:
    Tidak kalah, hanya tidak juara.. :) Mereka telah melakukan yang terbaik yang mereka bisa. Salut buat mereka. Hidup Garuda!

    ok, nt aku follow balik.. Thx!

    @ Usman Jambak:
    Bagaimanapun, kita harus menghargai usaha mereka kan? Semoga esok Timnas akan lebih baik. Jauh lebih baik, begitu juga PSSI.
    Amiin..

    BalasHapus
  19. kalo aku sih ga mikirin menang kalahnya, namanya juga pertandingan yang ga mungkin memang semua. aku cuma sebel sama euforianya di media. masa pagi sore siang malem isinya bolaaaa....
    hehehe

    BalasHapus
  20. @ Rawin:
    Nggak heran, media Indonesia kan selalu berlebihan, udah gitu latah. Kalo yang satu mengabarkan si A dan booming, maka si B juga ikutan deh... Latah kok dipiara.

    BalasHapus

Yang cakep pasti komen, yang komen pasti cakep..

Tapi maaf ya, komentar nggak nyambung akan dihapus :)
Terima kasih...