Mitos Angka 4 dan Aku

Mitos angka 4? Mang ada? Gw hanya tau mitos buruk tentang angka 13, lhoo..

Ada dong, selain angka 13 yang dianggap angka sial, konon kabarnya, di berbagai negara di dunia angka 4 dan 9 juga bernasib sama dengan angka 13; yaitu tidak disukai oleh banyak orang. Entah apa kesalahan ketiga angka tersebut hingga nasib seburuk itu mengintil sepanjang hayat mereka. 

Nah, pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita berfokus untuk membahas angka 4, karena angka 4 dan aku punya kisah panjang bersama 

Gambar minjem

Konon kabarnya, bagi sebagian bangsa-bangsa Asia seperti Cina, Korea & Jepang angka 4 dipercaya merupakan simbol bencana, tidak mendatangkan keberuntungan dll. Pokoknya angka 4 berarti sial, gagal dan hal-hal yang nggak asoy geboy lainnya.

Di Jepang misalnya, angka 4 selain dibaca "yon" juga dibaca "shi" yang sama bunyinya dengan kata "shi" yang berarti "mati". Angka 4 dalam bhs Mandarin berbunyi "si" (baca se - mohon pencerahan kalo salah) yang juga mempunyai arti lain yaitu "mati". Bila disejajarkan dengan huruf alphabet, angka 4 akan nemplok tepat diatas huruf D, dimana dalam bahasa Inggris, D adalah huruf awal dari "Die" atau "Death" yang berarti kematian *bisa aja ya disambung-sambungin   *

Nah, sekarang kita bahas kisah lain:

Di sebuah kawasan industri tempat aku mengadu nasib jadi kuli, jangan cari gedung kantor bernomor 4. Sampe gempor gak akan lo temui. Seperti deretan gedung kantorku ini: Lot D2, D3 dan D5. Enggak ada Lot D4. Dan dormitory karyawan enggak ada blok 4, 14 dan 24. Tapi lucunya, blok 34 dan 74 ada tuh... Kelupaan delete apa gimana nggak tau juga..  Nanti akan aku selidiki setelah postingan ini selesai, tayang dan dibaca oleh jutaan orang *blagu..  *.

Jadi, Sahabat-sahabat nan cakep-cakep para pemirsa blog akyuh pasti bertanya-tanya, aku ini akan berkisah tentang apa sih? Ya pasti tentang aku, dong. Kan blog ini khusus cerita tentang aku doang  Rasa-rasanya enggak ada hal yang lebih penting di dunia ini selain membahas diri sendiri..hihihihi... *ngikikalakunti*

Nah, apa hubungan angka 4 dengan aku? Begini...

1. Aku lahir sebagai anak ke-4 dari 5 bersaudara, karena itu sebelum diberi nama lengkap, papaku yang ganteng selalu memanggilku dengan panggilan sayang yaitu: "Papat" atau "Pat" alias "empat"  Pinter, kan? Papa siapa dulu doonggg...
2. Karena udah terlanjur punya panggilan Papat, maka Bokap Nyokap berjibaku mencari nama yang pas dengan kata itu agar nggak perlu nyari nama panggilan baru *kan gak lucu kalo aku dikasih nama Niar tapi panggilannya Papat*, dan nemulah kata "Fatma" yang diciduk dari nama istri Presiden pertama kita nan ganteng bergingsul; Bung Karno. Itulah tonggak awal aku nge-fans ama Bung Karno *kliatan korelasinya nggak sih?   *
3. Tapi kemudian ketika aku mulai pandai bergaol dan punya teman-teman sebaya, teman sekolah, teman kerja dan teman-teman lain, mereka memilih memanggilku dengan Dewi instead of "Pat" *mungkin karena aku kelihatan comel seperti para dewi..hik..hik..hik..*, yang nyata-nyata berawalan huruf D; huruf ke 4 dalam jajaran alphabet *masih nyambung dengan angka 4 kan?*
4. Nomor rumahku sekarang adalah M-74 

Nah, jadi apa kegagalan atau kesialan yang pernah kualami? 

1. Diantara 5 bersaudara, hanya aku; anak ke 4 ini yang pernah dirubung jerawat segede gaban di pipiku sebelah kanan (doang)..  *ini sial banget kan ya..?*
2. Sebanyak 4 kali aku merencanakan dan hampir menikah dengan cowok yang sama tetapi selalu gagal.
3. Karena berbagai kemelut dan situasi yang semakin tidak kondusif, akhirnya pada tanggal 4 Januari 2004 aku mantab mengambil keputusan untuk putus dari cowok itu setelah lebih kurang 8 tahun (4+4) berpacaran dengan dia *disambung-sambungin banget ya..*
4. Aku 'hanya' punya 4 mantan pacar...hahahaha... *kurang banyak tuh kayaknya*

Lalu apakah semua kegagalan dan kesialan itu karena angka 4? Nope! Aku rasa enggak. Misalnya nih, temanku yang anak kedua dari 3 bersaudara juga dirubung jerawat diseantero mukanya tuh, bukan cuma pipi kanan... *loss focus* Intinya, aku percaya bahwa angka 4 sama seperti angka-angka yang lain. Dia tidak membawa kesialan apapun pada siapapun. Toh yang memberi nama angka-angka itu menjadi "shi" atau "si" atau "papat" juga manusia kan? Udah, ganti aja sebutan untuk angka 4 klo gitu... *mulai mabok*

Jadi menurut akyuh nih ya, soal jodoh, maut, rejeki dan baik-buruk takdir manusia itu sudah tertulis sejak dari sononya. Itu kepercayaan yang aku pegang. Makanya aku gak pernah komplen kenapa dilahirkan sebagai anak ke4 dan diberi nama Papat atau dipanggil Dewi. Karena aku bingung mo komplen ama siapa sebenernya...............

Namun walaupun begitu, aku masih saja bertanya-tanya hingga kini: kenapa hanya aku yang dirubung jerawat sementara sodaraku yang lain enggak?

Ada yang tau jawabannya? Plisss....