Lebih kurang seminggu aku malas posting dan malas bewe tapi rajin mewek dan rajin men*ret. Sejak Vales kudaftarkan ikut terapi, sejak itulah suasana hatiku nggak pernah rapi. Kadang-kadang tanpa pesan dan kesan, mendadak nangis sesunggukan, sungguh lebay nan aluih *ikutan Pakdhe Cholik*
Baiklah, saatnya mengerjakan pe-er dari Jeng Nia tentang pengalaman hamil.
Seperti yang sudah diketahui dunia, aku itu cengeng, Temans. Pas hamil, dosis kecengenganku berlipat ganda sebanyak 7 kali lipat. Ditambah punya suami yang jauh dari romantis dan nggak pandai manjain istri, maka kecengengan itu menjadi-jadi. Pulang kerja, kecapekan, masuk kamar, buka baju, trus nangis di pojok kamar yang gelap adalah hal lumrah. Sebelnya, suamiku masuk kamar, liatin aku nangis cuma bilang gini:
"Kalo mau nangis, pake baju dulu, trus nyalain lampu. Biar nggak digigit nyamuk" Mbokya dielus-elus rambutku, dikecup keningku, lalu digendong naik tempat tidur, diselimuti, dikasih minum air anget, biar tenang...gitu *MIMPI!!*
Tapi meski begitu, dia siap sedia menjadi tameng kalau aku lagi kumat marah-marah dan ngomel-ngomel tanpa alasan yang jelas. Dia akan mendengarkan omelanku dengan tertib dan tekun, tanpa menyela sedikitpun. Itulah gunanya suami :D
Back to the topic, ketika hamil dulu, aku nggak pernah merasa nikmatnya hamil, bukan berarti aku tidak bersyukur telah diberi anugerah itu oleh YME hanya dalam 2 bulan umur pernikahan kami. Tidak. Aku sangat bersyukur. Tapi tidak bisa kusangkal, aku juga menderita selama hamil. Sejak melihat dua tanda merah muncul di test pack, sejak itu pula selalu ada tanda merah di CD-ku. Diiringi perut yang selalu sakit dan kembung. Rasanya perrutku itu gedddeeee...banget! Padahal belum nampak hamilnya.
Dan aku juga susah makan. Paling nggak bisa nyium aroma nasi. Bawaannya mau munt*h aja setiap kali disuruh makan. Tapi kalau nggak makan, perutku selaluuuu....lapar. Itu berlangsung bukan hanya di trimester pertama, tapi tetap berlanjut hingga trimester ketiga. Untuk mengatasinya, aku ngemil kue-kue, makan kacang ijo dan minum susu kedele.
Seperti yang sudah diketahui dunia, aku itu cengeng, Temans. Pas hamil, dosis kecengenganku berlipat ganda sebanyak 7 kali lipat. Ditambah punya suami yang jauh dari romantis dan nggak pandai manjain istri, maka kecengengan itu menjadi-jadi. Pulang kerja, kecapekan, masuk kamar, buka baju, trus nangis di pojok kamar yang gelap adalah hal lumrah. Sebelnya, suamiku masuk kamar, liatin aku nangis cuma bilang gini:
"Kalo mau nangis, pake baju dulu, trus nyalain lampu. Biar nggak digigit nyamuk" Mbokya dielus-elus rambutku, dikecup keningku, lalu digendong naik tempat tidur, diselimuti, dikasih minum air anget, biar tenang...gitu *MIMPI!!*
Tapi meski begitu, dia siap sedia menjadi tameng kalau aku lagi kumat marah-marah dan ngomel-ngomel tanpa alasan yang jelas. Dia akan mendengarkan omelanku dengan tertib dan tekun, tanpa menyela sedikitpun. Itulah gunanya suami :D
Back to the topic, ketika hamil dulu, aku nggak pernah merasa nikmatnya hamil, bukan berarti aku tidak bersyukur telah diberi anugerah itu oleh YME hanya dalam 2 bulan umur pernikahan kami. Tidak. Aku sangat bersyukur. Tapi tidak bisa kusangkal, aku juga menderita selama hamil. Sejak melihat dua tanda merah muncul di test pack, sejak itu pula selalu ada tanda merah di CD-ku. Diiringi perut yang selalu sakit dan kembung. Rasanya perrutku itu gedddeeee...banget! Padahal belum nampak hamilnya.
Dan aku juga susah makan. Paling nggak bisa nyium aroma nasi. Bawaannya mau munt*h aja setiap kali disuruh makan. Tapi kalau nggak makan, perutku selaluuuu....lapar. Itu berlangsung bukan hanya di trimester pertama, tapi tetap berlanjut hingga trimester ketiga. Untuk mengatasinya, aku ngemil kue-kue, makan kacang ijo dan minum susu kedele.
Lalu, tentang flek, aku hamil diiringi flek-flek darah yang setiap hari keluar tanpa permisi. Suatu hari, saat sudah memasuki bulan ke-4, darah yang keluar cukup banyak. Aku berfikir mungkin si janin sudah gugur di medan juang. Aku menangis di depan seorang dokter cantik.
"Dok, jangan sampai aku keguguran..hiks..hiks..."
Dokter kemudian memberiku sekantung pil aneka rasa dan warna yang harus ku minum setiap hari selama seminggu.
"Banyak istirahat, ya.. Jangan terlalu dipaksa bekerja dan naik turun tangga."
Tidak kukatakan padanya bahwa aku pulang pergi ke kantor naik motor satria merah yang kukendarai sendiri.
Seminggu istirahat di rumah, aku kembali bekerja. Dan si flek tetap menemaniku. Perutku juga masih selalu sakit. Dokter bilang, letak kandunganku terlalu kebawah sehingga menggencet plasenta, itulah yang membuat darah selalu keluar. Kakiku juga sudah bengkak sejak hamilku masih 5 bulan. Kata dokter sih, itu karena aku kebanyakan duduk di kantor. Akhirnya ku siasati dengan tiduran setiap jam istirahat makan siang dan istirahat shalat ashar di mushola kantor.
Memasuki usia 7 bulan, aku pingsan di kantor. Sebelum pingsan, aku merasa perut bagian atas nyeri. Dokter bilang, aku kecapekan dan kandunganku lemah. Tapi anakku sehat-sehat saja. Dokter hanya menyarankan agar aku banyak istirahat dan secepatnya mengambil cuti. Pokoknya selama hamil, aku hampir nggak pernah merasa sehat, meskipun aku rajin minum vitamin dan senam hamil. Tapi tak jua kutemukan kedamaian dalam perutku. Senantiasa kembung dan sakit. Di bulan ke 7 itu, flek2 sempat berhenti, lalu muncul lagi di bulan ke 8. memasuki bulan ke-9, sudah jarang ada flek.
Dua minggu sebelum hari perkiraan lahir, aku mengambil cuti melahirkan karena sudah nggak tahan dengan sakitnya perutku setiap kali naik motor. Dan tidak tahan membawa perut besar yang terlalu ke bawah letaknya, hingga kalau duduk di motor, perutku menempel ke paha. Sakit. Ditambah lagi, anakku sangat aktif. Dia bergerak terus dan gerakannya 'dahsyat' banget. Dia membuat perutku bergelombang bagai ombak setiap kali dia bergerak.
Tepat di minggu ke-40, hari Rabu malam, aku mulai merasakan sakit yang amat sangat di perut yang berhenti hanya sebentar-sebentar. Lebih lama sakitnya ketimbang berhentinya. Tapi tidak ada tanda-tanda seperti keluarnya flek atau cairan *tanda orang mau melahirkan*
Hari Sabtu paginya, aku baru bukaan 1. Lama banget, kan? Akupun pulang ke rumah sambil menahan sakit. Jam 11 malam minggu ketika aku cek ke bidan, bidan bilang baru bukaan 2. Rasanya sakkiiittt......banget, Sodara-sodara. Aku memilih nginap aja di rumah bidan yang nggak jauh dari rumah. Waktu itu, tahun 2008, di sini belum ada Rumah Sakit. Yang ada hanya puskesmas berjarak sekitar 10km dari rumah. Rumah sakit hanya ada di Tg.Pinang, berjarak sekitar 100km (kalau lewat jalan darat). Lewat laut dengan menggunakan speed boat memang lebih dekat, hanya butuh 15 menit, tapi itu hanya bisa siang hari. Jadi, demi kedamaian perasaan, aku memilih menginap saja di klinik bidan terdekat.
Tapi, penderitaan itu memang pedih, Jendral. Anakku yang berjuang untuk keluar dari gulitanya rahimku, tidak kunjung menemukan jalan keluar. Dia menyundul kesana-sini, menabrak sana-sini, menendang sana-sini, berharap menemukan cahaya yang akan menuntunnya keluar dari goa gelap itu. Dia tentu tidak menyadari, betapa mamanya sangat kesakitan dengan segala tindakannya itu. Peluh membasahi seluruh tubuhku. Keringat yang keluar sama persis dengan keringat seorang pemain bola yang berlari keliling lapangan selama 90 menit. Bajuku basah kuyup, keringat menetes dari rambutku, tubuhku gemetar, tempat tidur ikut bergetar *sumpah, kali ini aku nggak lebay*
Tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari mulutku, apalagi teriakan. Kuanggap kesakitan yang dahsyat ini sebagai penebus segala dosaku pada ibuku, yang pernah merasakan hal yang sama saat beliau melahirkanku. Sepanjang perjuangan hidup dan mati itu, aku berzikir, aku meminta ampun. Ya Allah, jika rasa sakit ini bisa menggugurkan dosa-dosaku, aku ikhlas. Sungguh ikhlas. Lebih baik dihukum dengan ini daripada nanti disiksa di alam kubur atau neraka. Tak sanggup aku membayangkannya.
Jam 2 malam, baru bukaan 4, Temans. Sangat melelahkan. Untuk Temans yang belum tau, kita harus menunggu bukaan 10 agar anak bisa meluncur keluar dengan sempurna. Yang kuingat, bidan menyuntikku sekitar 4 kali untuk merangsang agar si bayi cepat membuka jalan. Namun, menjelang jam 4 pagi, masih saja bukaan 8. Aku sudah tidak punya tenaga. Ditambah lagi, sebelum berangkat ke rumah bidan, aku memunt*hkan lagi makan malamku yang sedikit. Tidak ada suntikan tenaga untukku. Valespun sepertinya sudah kehabisan tenaga. Dia sempat tak bergerak selama beberapa menit, yang membuat bidan kalang kabut mencari alat pendeteksi jantung (entah apa itu namanya). Begitu mendengar degupan jantungnya, kamipun lega. (Anakku keluar jam 6 pagi dengan bantuan dorongan tangan suamiku dari luar, berakhirlah perjuangan kami).
Dan, diapun lahir sehat dan sempurna sesuai dengan tanggal perkiraan dokter, 10 Februari 2008. Dengan berat badan 3500gram dan panjang 51cm. Wajahnya sempurna, jari-jarinya lengkap, tangisnya adalah nyanyian terindah di dunia. Lalu, segala rasa sakit yang mendera selama 9 bulanpun hilanglah sudah. Alhamdulillah...
Kuberi dia nama Valeska Shafura, yang berarti pemimpin yang sangat baik (Insya Allah). Semoga nama itu baik untuknya, dan kelak ketika dia tumbuh besar, semoga menjadi orang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Amiinnn...
Sekian peernya, Mama Ina. Sesuai amanah pemberi peer, maka akan kuteruskan pada 3 orang sahabat selanjutnya:
1. Mba Susindra
2. Nchie Hani - Mama Olive
3. Mba Ketty Husnia
Silahkan dikerjakan jikalau berkenan...... Jikalau tidak berkenan, nggak papa juga nggak dikerjain..hehe... Tak perlu sedu sedan itu *niru Pakdhe Cholik maneh* :D
Tapi, penderitaan itu memang pedih, Jendral. Anakku yang berjuang untuk keluar dari gulitanya rahimku, tidak kunjung menemukan jalan keluar. Dia menyundul kesana-sini, menabrak sana-sini, menendang sana-sini, berharap menemukan cahaya yang akan menuntunnya keluar dari goa gelap itu. Dia tentu tidak menyadari, betapa mamanya sangat kesakitan dengan segala tindakannya itu. Peluh membasahi seluruh tubuhku. Keringat yang keluar sama persis dengan keringat seorang pemain bola yang berlari keliling lapangan selama 90 menit. Bajuku basah kuyup, keringat menetes dari rambutku, tubuhku gemetar, tempat tidur ikut bergetar *sumpah, kali ini aku nggak lebay*
Tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari mulutku, apalagi teriakan. Kuanggap kesakitan yang dahsyat ini sebagai penebus segala dosaku pada ibuku, yang pernah merasakan hal yang sama saat beliau melahirkanku. Sepanjang perjuangan hidup dan mati itu, aku berzikir, aku meminta ampun. Ya Allah, jika rasa sakit ini bisa menggugurkan dosa-dosaku, aku ikhlas. Sungguh ikhlas. Lebih baik dihukum dengan ini daripada nanti disiksa di alam kubur atau neraka. Tak sanggup aku membayangkannya.
Jam 2 malam, baru bukaan 4, Temans. Sangat melelahkan. Untuk Temans yang belum tau, kita harus menunggu bukaan 10 agar anak bisa meluncur keluar dengan sempurna. Yang kuingat, bidan menyuntikku sekitar 4 kali untuk merangsang agar si bayi cepat membuka jalan. Namun, menjelang jam 4 pagi, masih saja bukaan 8. Aku sudah tidak punya tenaga. Ditambah lagi, sebelum berangkat ke rumah bidan, aku memunt*hkan lagi makan malamku yang sedikit. Tidak ada suntikan tenaga untukku. Valespun sepertinya sudah kehabisan tenaga. Dia sempat tak bergerak selama beberapa menit, yang membuat bidan kalang kabut mencari alat pendeteksi jantung (entah apa itu namanya). Begitu mendengar degupan jantungnya, kamipun lega. (Anakku keluar jam 6 pagi dengan bantuan dorongan tangan suamiku dari luar, berakhirlah perjuangan kami).
Dan, diapun lahir sehat dan sempurna sesuai dengan tanggal perkiraan dokter, 10 Februari 2008. Dengan berat badan 3500gram dan panjang 51cm. Wajahnya sempurna, jari-jarinya lengkap, tangisnya adalah nyanyian terindah di dunia. Lalu, segala rasa sakit yang mendera selama 9 bulanpun hilanglah sudah. Alhamdulillah...
Valeska saat masih berusia beberapa hari |
Valeska - 3,8 tahun |
Sekian peernya, Mama Ina. Sesuai amanah pemberi peer, maka akan kuteruskan pada 3 orang sahabat selanjutnya:
1. Mba Susindra
2. Nchie Hani - Mama Olive
3. Mba Ketty Husnia
Silahkan dikerjakan jikalau berkenan...... Jikalau tidak berkenan, nggak papa juga nggak dikerjain..hehe... Tak perlu sedu sedan itu *niru Pakdhe Cholik maneh* :D
wuih....perjuangan seorang Ibu,
BalasHapusbener bener luar biasa ya...
salut deh Mbak!!!
oh ya, lihat foto valeska bayi dan yang terbaru, wajahnya gak berubah yaaa
Dija kok bayi nya sama yang sekarang, gak ada mirip miripnya, heheheee
suka kuncirnya Kakak Vales
BalasHapusAlhamdulillah...setelah berjuang akhirnya valeska melihat dunia...ternyata perjuangannya dr hamil sampe melahirkan benar2 berat yachhh.....duhh ngga kebayang selama 9 bulan perut berasa sakit, dah gitu makan juga ngga bisa enak krna selalu muntah...smoga valeska kelak menjadi anak yg menghargai perjuangan orangtuanya...dan memang yach...melahirkan apalgi dgn cara normal bener2 perjuangan antara hidup dan mati......
BalasHapusterimakasih yach jeng dewi PRnya sdh dikerjakan.....
yah ga bisa ikutan berbagi pengalaman deh....wong saya ga hamil sih......hehehehe. Tapi jadi bisa bikin ide untuk nulis artikel lanjutannya
BalasHapusWajah Vales dari bayi sampai sekarang gak berubah ya kak Wi..tetep sama. 3,5 berat juga ya kak Wi...
BalasHapusGak terasa sekarang udah besar...
Pemimpin yang sangat baik, doa yang cantik Mbak.. secantik Valeska.
BalasHapusWah ...
BalasHapussaya bisa merasakan betapa sakitnya proses melahirkan tersebut ...
namun Alhamdulillah bisa sehat-sehat dan lengkap ya Dew ...
Salam saya Dewi
wah pengalaman seorang ibu...
BalasHapusjadi tambah pengetahuan nanti klo aku udah nikah :D
untung diriku ga ketiban PR ini :p
BalasHapusyg sabar mbak....
BalasHapussemuanya pasti ada ujugnya....
selalu berdoa dan tabah.....
dan tidak hilag kendali akal sehat....
:)
aku g bakalan ditag nih peer yang ini :)
BalasHapusSubhanallah..
BalasHapushuuft baca ini sambil megangin perut, ikut ngerasain gimana perjuangannya deh Mbak.. pasti sakit yah, apalagi perjuanganya si baby buat keluar juga nggak cuman butuh semenit dua menit...
BalasHapusujungnya tapi seneng kaan akhirnya lahir juga Valeska!
salam manis untuk Valeska...
BalasHapusCantiknya Valeska...
BalasHapusWaduh rumah sakitnya jauh amat~
wah bener2 perjuangan berat mbak..ga kebayang jika terjadipadaku..hiks
BalasHapusmakasih tugasnya mbak..insya allah akan kulaksanakan permintaanmu..:D
Yah perjuangan seorang Ibu untuk melahirkan dan memberi keturunan adalah hal terindah dan berasa sempurna sebagai seorang wanita..
BalasHapusMeskipun dengan taruhan hidup dan mati..*lebay banget ya*..
Adakah Program membuat anak kembali ?? hahaa..
ntar ceritain lagi ya proses kehamilannya..
Hai Vales,cantik banget sih..
Iya siapp Jenk,nanti aku kerjain..
BalasHapusMinggu kemaren aku dapet juga PR ini,cuma berhubung Olive lagi Ujian Akhir dan fokus ke situ,belom sempet di kerjain..
Dengan senang hati aku kan mengerjakannya..
Makasih ya Jenk telah berbagi pengalaman..
@ Elsa:
BalasHapusLuar biasa perjuangannya, luar biasa sakitnya :D
Tapi kalau dilihat foto-fotonya dari jaman dulu, adalah berubah dikit-dikit.
Dulu, hidungnya tinggi dan ujungnya lancip, skrg ujung lancip itu jadi tumpul..hahaha…
@ Baby Dija:
Kak Vales suka senyumnya Dija :D
@ Nia:
Bener banget. Rasanya tersiksa banget. Mulut nggak mau makan, tapi perut selalu laper.
Gimana, coba… Untung Vales lahir sehat, Alhamdulillah banget..
Terima kasih kembali, Say. Aku seneng kok dikasih pe-er, soalnya lagi mati gaya nih..hahaha..
@ Mas Necky:
Silahkan dilanjutkan, Mas… Mau cerita pengalaman istri yaaaa :D
@ Adini:
Berubah dikit, tapi tetep, asyiiikkk…. :D
Iya, Mul… Kadang suka takjub sendiri.. Suka bilang sama dia: ya ampuuunn.. Vales udah besar aja ya, nak…
Februari depan udah 4 tahun lho, Mul… :)
@ masbro:
Alhamdulillah, semoga doa cantik itu terkabul. Makasih Masbro..
@ Om NH18:
BalasHapusUiiiihh…sakit banget, Om. Tapi begitu anak lahir, rasanya….amazing banget. Sebagaimana sakitnya, kebahagiaan yang dirasa juga sulit diungkapkan…. Subhanallah…
Salam hangat, Om..
@ Jurnal Rachmat:
Iya, makanya harus sayang sama ibu, meskipun sudah menikah kelak. :D
@ r10:
Kan aku tau, dirimu blom pernah hamil.. *ehh…
@ zone:
Hmmm….
@ Della:
Subhanallah…
@ Gaphe:
Sakitnya tak terkatakan, Phe. Dan dimana yang sakit juga nggak tau. Pokoknya ngelahirin itu, adiknya sakaratul maut kali… Sakit banget!
Begitu dia lahir, rasanya dunia dan segala isinya menjadi tak berarti lagi *lebay.. :D
@ Arya Kamandanu:
Salam manis kembali dari Valeska :D
@ Una:
Dulu jauh, Na. Sekarang udah ada RS yang deket dari rumah. Naik kendaraan hanya 5 menitan, kalo jalan kaki ya sekitar 1 jam-an lah :D
@ Mba Ketty:
Iya, mamaku aja nangis. Katanya: perasaan mama dulu ngelahirin 5 anak nggak gitu-gitu amat..hehehe… Kan lain-lain caranya ya, mbak… aku dikasih rasa sakit yang dahsyat mungkin karena dosaku bejibun :D
Siiipp… Kutunggu ya…
@ Nchie:
Hhhuaaawwaaaa… blom ada program lagi, Jeng.
Masih tersisa luka itu.. *lebay juga*
Vales bilang: makasih, Tante… *cup cup muaahhh buat Tante Nchie*
Ooo..udah pernah dikasih juga, toh..
Oke deh, aku tunggu ceritamu ya, Jeng…
wahhh,,,jadi gituh ya perjuangan sat hamil,,aduh,,,,setiap wanita pasti merasakn itu,,
BalasHapusterima kasih buat sharenya,,oya valeska cantik banget,,
Ugh...(lagi-lagi) aku speechless baca postingan ini mba Dew..
BalasHapusPeluk cium buat Vales ya ;)
Baca di paragraf awal masih terasa aura posting sebelumnya. Lama-lama gaya ceritanya kembali ke semula. Ceria dan penuh canda. Hehe ... malah ngomentari gaya bahasa ya. Tapi saya senang mbak Fatma sudah kembali pulih. Saya suka. Seperti mendengarkan cerita jenaka yang membuat suasana hati membaik.
BalasHapusAkan saya kerjakan PR-nya. Terima kasih ya.
wuiiihh.........kyak gitu yaa mbk rasa na hamil.. belum pernah ngerasain gmana rasa na seyh aku jadi na yaa masih agak nambeng sama ibu...
BalasHapusWah siap2 mental buat jadi ibu nanti pas udah nikah....
xixixixi... :)
Perjuangan seorang Ibu ;)
BalasHapusJadi tahu nama lengkapnya Vales, mengaamiinkan do'anya ya...
subhanallah penuh perjuangan ya mbak. semoga keluh dan perjuangannya jadi amal ya mbak, amin.. tapi nih tapi ya..saya sebagai suami yang sedang menemani istri yang lagi hamil juga, merasakan hal yang sama seperti kutipan ini
BalasHapus"dia siap sedia menjadi tameng kalau aku lagi kumat marah-marah dan ngomel-ngomel tanpa alasan yang jelas. Dia akan mendengarkan omelanku dengan tertib dan tekun, tanpa menyela sedikitpun. Itulah gunanya suami :D"
wkwkk sadis amat kayaknya ya, hihihi. tapi demi jabang bayi lah ya harus siap, hehe.
riskan juga atuh mbak lagi hamil terus ngantor pulang pergi pake motor mah.
semoga valeska jadi anak yang sholehah ya dan jadi pemimpin yang sangat baik, insyaAllah
harusnya ada lomba juga bagi para suami pengalaman menemani istri yang sedang hamil, hehe
eh yas salam panjang juga tuh komentar yak, maaf2 :P
BalasHapusNama yg cantik secantik anaknya, Valeska Shafura, pemimpin yang sangat baik (Insya Allah).. Aaamiin,,,
BalasHapusMerinding baca2 perjuangan para ibu2 saat melahirkan,, mudah2an dengan banyak membaca dan mendengar ttg ini, akan menambah kebaktian pada orang tua, terutama Ibu..
wah luarbiasa ya mba.. tapi indahnya ya itu, semua sakit hilang begitu melihat sang buah hati telahir dengan selamat, kecup valeska yaa. oh iyaa, aku comot urlnya juga buat bloglist yaa
BalasHapusBy the way, Visit dan Join blog ku ya, , ,
BalasHapusButuh teman nih, , ,
salam kenal :P
gapekamania.blogspot.com
:)
salam kenal & happy blogging...:D
BalasHapusTerimakasih ibu, atas perjuangan mu melahirkan dan merawat aq hingga aq dewasa :*
BalasHapusSecara keseluruhan postingan ini menggetarkan. Tapi karena disampaikan dengan gaya khas Mbak Dewi yang menyegarkan, maka jangan anggap saya tidak atau kurang peka, juga tidak romantis, jika kemudian saya beberapa kali mesam mesem di paragraf tertentu.
BalasHapusPerjuangan yang Mbak Dewi dan juga ibu-ibu lainnya alami adalah salah satu alasan mengapa Allah 'meletakan' syuga di bahwa telapak kakinya. Subhanallah!
kok saya jadi ngerasa hal yang sama yah pas baca ceritanya? :P
BalasHapusAmin...
BalasHapusSalam ya mba' ke Valeska dari Om Kopiah Putih.
Airmataku mengalir kedalam
BalasHapusTetes demi tetes,sambung menyambung
Pantas badanmu sekarang gepeng
Makan agak banyak dikit nduk
uang mudah dicari tetapi kesehatan itu utami.
Valeska cantik. Tanggal kelahirannya berjarak 10 hari dengan mbah Uti.
Salam sayank selalu dari Surabaya
hmmmm baru tau ternyata kehamilan meningkatkan dosis kecengengan.
BalasHapussebuah perjuangan yang berat bagi kaum perempuan.
jadi teringat alm. emak
semoga beliau dibahagiakan Allah di alam sana
@ Cara Mengobati Penyakit Asam Urat:
BalasHapusTerima kasih juga buat pujiannya,… :D
@ Orin:
Peluk cium kembali untuk Tante Orin yang manis :)
@ Susindra:
Iya, kalau postingannya sedih terus ntar para penonton juga ikutan sedih, Mba. Berdosanya aku bikin orang sedih..hehehe…
Makasih kembali, Mba Susi :)
@ Niar:
Ntar deh, coba dirasa sendiri… Seru, kok :D
@ Mba Yunda:
Ho-oh…
Amiinn… Makasih, Mba..
@ Maminx:
Hahaha… yang tabah ya, Minx, kalau diomelin yang tekun dengerinnya yaa…
Emang riskan, tapi ngga ada pilihan. Mana motornya motor balap lagi. Satria, Bo’
Oiya, Minx… Coba adain lomba kek gitu yuk..
@ mabrurisirampog:
Amiiinn….
Betul, Mab. Sayangilah ibu dan kaum ibu :D
@ Yank mira:
Betol sekali, Jeng…
Silahkan, url-mu udah tak comot juga.. :D
@ Angga Zhan:
Salam kenal..
Ntar malam kusamperin yaa….
@ Andre:
Salam kenal kembali..
@ Persadablog:
Sama-sama, nak *mewakili Ibu Mas Persada* :D
Pengalaman yang pastinya luar biasa ya mbak DeFat.. :) Lil'O juga lahirnya lama, tapi rasanya tak selama Vales.. dan Alhamdulillah setelah penantian yang luamaaa ituh,, berhasil menelorkan seorang putri cantik yang cuantiknya lebay nan aluih bangget,,, haiyahhh, ehehehhe,,,
BalasHapussalam sayang buat Vales.. :)
moga makin pinter n cantik kayak auntie iyha,, hahhaha,,, *narsis
@ Abi Sabila:
BalasHapusSubhanallah ya….
@ Immanuel:
Hah?? Nuel hamil…?? :D
@ Kopiah Putih:
Salam kembali, Ommm… :)
@ Pakdhe Cholik:
Iya, Pakdhe… Daku kurus bangets, kurang makan. Nunggu ditraktir makan sama Pakdhe, kapan ya? :D
Berarti Mbah Uti tanggal 20 dong… Asyik, ntar pesta ultahnya bareng aja ah… Nebeng pesta Mbah Uti aja!
Salam sayang selalu Mbah Kung.. *kata Valeska*
@ Bang Atta:
Emang Mba DWina dulu nggak cengeng ya, Bang? ;P
Amin..amiiin… Semoga beliau bahagia di alam sana ya, Bang. Insya allah..
@ Mba Iyha:
Luar biasa banget. Saking luar biasanya jadi takut nambah lagi..heheh…
Alhamdulillah…banyak yang bilang gitu, Jeng. Semoga hatinya juga cantik..
Amiinn..
Salam sayang kembali, Auntie Cantikk….
Titip kecupan buat Lil O :D
wah cantiknya valeska mbak...
BalasHapuswiiiyyhh...............seru dan ndak ada dua nya rasa nya yaa mbk,... xixixi...
BalasHapusSemangat yaa mbk biar valeska ikut semangat juga :)
Terimakasih sudah mau berbagi pengalaman hidup.
BalasHapusHihihi sesama ibu pasti merasakan hal yang sama. Ngiluuuuu ... periiiihhh ... hooooooo
BalasHapus*back to reff*
btw Jeng, benean deh ah Vales cantiiiikkk bangeth! Titip cium yah buat Vales. Semoga sehat selalu. mmuuaacchh
@ Ninda Rahadi:
BalasHapusAlhamdulillah… Tengkyu, Jeng..
@ Niar Ci Luk Ba:
Tiada tanding tiada banding :D
Insya allah, Jeng… Tengkyu ya…
@ Villa Horizon:
Sama-sama….
@ Zulfadhly’s Family:
…tak terhingga… :D
Alhamdulillah, semoga hatinya lebih cantik. Amiiinn…
Semoga Ay-Bund plus Double Zee juga sehat2 selalu. Amiin..
Cium kembali dari Valeska.. mmmuuuaahhhh….
wah 3500 memang besar, dan kesalahan yang paling fatal adalah, masih naik sepeda motor sampai kehamilan di atas 6 bulan :D
BalasHapusa Big NO NO jika sudah 6 bulan, naik sepeda, sepeda motor. Mending jalan kaki hehehe.
Tapi syukurlah lahir seorang bayi yang cantik begitu......
@ Imelda:
BalasHapusNo choice, Mba. Dimari nggak ada angkot..hiks..
seorang ibu perjuangan nya tidak bisa diungkapkan dengan kata kata
BalasHapus---
Supplier Tas Batam