Mainan Valeska

Mengutip kata-kata orang pintar nih ya, bermain dengan mainan tertentu dapat menjadi terapi bagi anak, karena bermain itu sangat berpengaruh bagi perkembangan dan pengetahuan seorang anak. Juga mempengaruhi perkembangan kreatifitasnya, perkembangan fisiknya, tingkah laku sosialnya dan nilai moralnya. 

Bagaimana manfaat bermain untuk orang dewasa? Au ah lap.... Mang orang dewasa punya mainan apa? Mending kita menceritakan mainan Valeska, anakku yang comelina wal cimilikiti ituh. 

Mainan Valeska itu kebanyakan tidak berumur panjang. Sekitar 2-3 minggu. Dan tidak sedikit yang porak-poranda dalam hitungan jam. Sini kuceritain usia para mainan itu bertahan dan berfungsi baik (HanSiBa) sebagaimana yang diinginkan penciptanya ketika berada ditangan anakku ini.

Contoh 1: mainan mobil-mobilan. Usia HanSiBa - hampir 3 minggu.

Dulu ada beberapa mobil-mobilan, sekarang tinggal atu dan menderita lumpuh layu, udah nggak bisa jalan kecuali didorong. Kalo dulu, tinggal colek pantatnya, dia ngacir deh... Kadang sambil berteriak: "pelecehan..pelecehan....!"

Contoh 2: mainan boneka cengeng. Usia HanSiBa - 2 minggu.

Boneka ini hadiah dari sodara. Dulunya, kalo mpeng-nya di cabut, boneka ini bakal nangis  ngoek-ngoek. Sekarang, biar dicabut bagaimanapun, dia pasrah. Nangis tidak ketawapun tidak. Membisu seribu bahasa. Kata dokter spesialis boneka, itu boneka menderita trauma berat gara-gara dipaksa nangis di setiap detik kehidupannya. Dan satu lagi, boneka ini juga terserang lumpuh layu, lihat aja kaki kirinya yang terkulai lemah tak berdaya ini:

Sungguh tragis nasibnya.........

Contoh 3: mainan writting board. Usia HanSiBa - sekitar 2 minggu.

Ini juga hadiah dari sodara. Awalnya, dia bisa menulis dan melukis dengan menggunakan magnet berbentuk pensil di writting board itu. Ada juga stempel magnet berbentuk hati, bulat dan bentuk segitiga. Dalam waktu 2 minggu saja, si pencil sukses di mutilasi. Se-upil magnet yang nempel diujungnya yang berfungsi sebagai anak pena dipreteli dan dibuang entah dimana. Tubuh pencilnya sendiri sekarang terlunta-lunta... Tiga stempel magnet itu menerima nasib tak kalah malang. Entah dimana kini mereka berada..........

Contoh 4: mainan kubus. Usia HanSiBa - 2 minggu lebih 2 hari.

Kubus ini punya bentuk mainan yang berbeda disetiap sisinya, seperti yang bisa Temans liat digambar atas. Tapi kini, inilah penampakannya:

Dia hancur setelah dipakai sebagai pijakan untuk ngambil sesuatu diatas lemari kecil. Tapi kata si Papa, itu masih bisa dipasang lagi seperti sedia kala. Syukurlah...

Contoh 5: Small Barbie. Usia HanSiBa - tak sampai satu hari :D

Barbie imut tiruan ini juga hadiah dari temanku untuk Vales. Begitu temanku berlalu, kotak si barbie langsung di obrak-abrik. Barbie-nya dikeluarin, bajunya di preteli. Tangan dan kakinya di copot. Pokoknya sadis banget. Sekarang, dua barbie itu kakinya tinggal 3. Barbie yang satu malah kehilangan kedua tangannya, kedua tangan itu tak bersua hingga kini :D

Diantara mainan-mainan yang malang tersebut, masih ada beberapa diantaranya yang selamat dari kebrutalan Valeska. Ini Dia:

Keterangan gambar:

• Mainan ayam-ayam yang bisa lari kalau 'sesuatu' dibelakang tubuhnya di tarik. Ayam centil ini, mah...
• Notebook PC, ini yang paling suka dimainin Vales. Alhamdulillah selamat dari kekejamannya. Masih sempurna berfungsi.
• Balok-balok untuk mengasah kreatifitas.
• Angka-angka dan huruf-huruf yang bisa dibongkar pasang.
• Mainan masak-masakan.
• Boneka anjing dan kura-kura. Akrab...
• Mainan sejenis kotak musik (yang warna biru), sekeluarga boneka bebek dan tetangganya; kodok. Nggak bisa dirusakin karena terbuat dari karet. :D

Valeska punya banyak hadiah mainan dari saudara dan teman-temanku. Sebagian aku yang beli, meskipun kelihatannya dia lebih suka mainan mobil-mobilan ketimbang boneka, dia lebih suka manjat meja dibanding duduk main puzzle. Dia sangat aktif. Dia tidak pernah diam. 

Baru-baru ini, dia lagi suka bermain dandan-dandanan. Pasti gara-gara keseringan nonton FashionTV. Alat-alat make-up mamanya yang didapat dari hantaran nikah dulu dan nggak pernah dipake, dijadikan ajang berkreatifitas. Kuas-kuas make-up itu tak pernah lepas dari tangannya. Kemana-mana dibawa. Kamilah sekarang yang jadi korban. 

Mamanya di dandanin jadi kelihatan aneh, papanya di lipstik-in (tapi si papa sering melarikan diri :D ), neneknya di make-up in. Si nenek mah pasrah aja. Dikasih eye shadow segala. Alih-alih cantik, muka nenek jadi menakutkan. Habis, eyeshadow nya dikasih warna jingga, pipinya dikasih warna merah. Alisnya diputihin pake bedak bayi, lipstiknya warna pink. Rambutnya yang sebagian emang udah malih warna, ditaburin bedak jadi putih berkabut (aduh, sayang banget kemarin nggak di foto..hihi...). Hasilnya, wajah nenek jadi aneh campur menyedihkan. :D

“Artikel ini diikutsertakan pada Mainan Bocah Contest di Surau Inyiak”.