Kamis, 11 Desember 2008

Udah mau ngejan, Ibuk?

Ini curhat dari temanku yang baru melahirkan anak pertama... :)

Malam minggu, aku blingsatan. Tidur sakit, duduk sakit, berdiri gemetaran… Ya, Tuhan,…sebegini berat ternyata menjadi seorang Ibu… Kata orang, sakitnya wanita hamil akan mengurangi dosa dan menambah pahala. Entahlah, betul pa nggak.

Jam 11 malam.
Aku bahkan tak sanggup lagi berdiri. Tapi tidur lebih menyakitkan. Duduk? Rasanya senep, mulas, pinggang rasanya mau patah.
Suami mengajaku ke rumah praktek bidan, tak begitu jauh dari rumah. Aku disuruh berbaring, diperiksa jalan lahir.
“Baru bukaan dua,” katanya.
Duh!
Mau pingsan rasanya.
Udah tengah malam dini masih bukaan dua? God!

Setelah memeriksaku, Ibu bidan pamit untuk tidur sejenak dikamar sebelah. Kalau ada apa-apa ntar panggil aja, katanya. Aku disuruh tidur miring. Dan aku berjuang sendiri menahan rasa sakit disekujur tubuhku (ya iyalah, mau berdua ma sapa?). Bidan tidak melakukan apapun untuk menolongku. Aku bahkan tidak diberi cairan infus. Keringat membanjir diseluruh pori-pori tubuhku. Aku gemetaran menahan sakit, sampai tempat tidurpun ikut bergetar.

Jam 3 malam.
Kusuruh suami memanggil bidan, agar dia melakukan sesuatu untuk menolongku. Dia memeriksa sejenak. Kemudian bilang, baru bukaan lima….
“Emang sampai bukaan berapa, Buk?” suamiku bertanya.
“Sepuluh… " Kemudian dia pergi tidur.

Aku sempat terpikir untuk ke Rumah Sakit terdekat yang berjarak 15 menit dari sini. Tapi aku sudah tak kuat bangun. Tak kuat berdiri. Tubuhku dari perut sampai kaki rasanya mau porak poranda. Semua sakit. Aku ingin bayiku cepat keluar dan aku bisa tidur setelah itu. Aku sungguh lelah….

Jam 3.45.
Kusuruh lagi suami memanggil bidan.
“Tolonglah, aku tak kuat lagi…” ratapku.
Bidan masuk, periksa dan bilang,” belum… baru delapan.”
Kemudian dia sibuk menyiapkan sesuatu. Entah apa.

Jam 4, dia mendekat. Bertanya padaku:
“Udah kuat sakitnya?”
Aku nggak ngerti maksudnya.
Sakitnya kuat? Apa maksudnya? Sakit banget, iya! Dari kemarin, bahkan.

Aku masih tidur miring, kemudian dia bertanya lagi
“Udah mau ngedan (mengejan-red), Ibuk?”
Karena ingin buru-buru melahirkan, aku mengangguk tanpa mengerti kenapa dia bertanya seperti itu.. Baru sekarang aku sadar, saat itu sebenarnya aku belum boleh mengejan dan kalo memang bayi sudah waktunya keluar kita akan mengejan secara otomatis. Kayak kebelet buang air gitu, deh.

Jadi, kaki kiriku ditekuk hingga lutut menyentuh perut buncitku. Kaki kanan lurus (saat itu aku tidur miring kekanan)
“Ayo ngedan,” katanya.
Aku mengejan. Berkali-kali, hingga lelah.
Tak terjadi apa-apa. Kontraksi diperutku terhenti. Bayiku diam, nggak grasa-grusu kayak tadi.

Ibu bidan memeriksa lagi.
“oh, baru bukaan delapan,” serunya, "belum bisa nih... Kok tadi bilang mau ngedan?"
Loh, kok aku yang disalahin? Salahnya dia dong, kenapa nanya kayak gitu sama orang yang belum punya perngalaman melahirkan. Aku mana tau tentang bukaan-bukaan.

Jam 4.30, aku disuruh mengejan lagi.
Tapi bayiku tak bereaksi. Dia terdiam didalam sana. Mungkin kaget karena disuruh keluar mendadak, padahal dia belum menemukan jalannya.

Bidan memeriksa detak jantung bayiku dengan alat yang ditempelkannya ke perutku.
Jantung anakku bertentum-dentum.
Thank’s God!

Aku disuruh mengejan lagi, berkali-kali. Bajuku basah kuyup oleh keringat. Betul-betul basah kuyup, sampai bisa diperas oleh suamiku.

Bidan sempat mengambil cairan infuse, tapi urung diberikan. Sempat pula mengambil tabung oksigen, yang juga urung dipakai. Sementara aku sudah kehilangan tenaga.
Aku menangis. Tak kuat lagi.
Bayiku tersendat ditengah jalan. Mungkin tertelan air ketuban.

Jam 6 pagi, setelah melalui perjuangan panjang yang melelahkan, menyakitkan, menguras tenaga dan keringat sampai baju yang kupakai basah kuyup, anakku lahir dengan selamat dan sempurna. (alhamdulillah…) Tangisnya melengking menghapus lelah dan sakitku.

Begitu lahir, bayiku diangkat oleh bidan, dilap dengan kain kering, dibungkus dan ditidurkan ditempat tidur yang terpisah denganku, tanpa ada niat untuk memperlihatkan dulu padaku seperti apakah wajah bayi kecil yang bersemayam 9 bulan dalam perutku itu.

Tiga bulan setelah cuti melahirkanku habis, aku kembali kekantor. Seorang teman mengirimiku email tentang Inisiasi Menyusu Dini.
Dari situlah aku tau ternyata bidan yg menangani proses kelahiran anakku termasuk yang nggak peduli dengan IMD dan menurutku dia kejam.
Kayak gini nih:
~ Bayiku langsung dijauhkan dariku, tempat tidurnya pisah, walau masih sekamar (harusnya bayi tidak boleh langsung dipisahkan dari ibunya karena bisa menyebabkan si bayi ketakutan dan stres, sebab dunia diluar perut Ibu masih asing baginya.
~ Bidan tidak meletakkan bayiku didadaku begitu dia lahir, bahkan tidak diperlihatkan padaku. (Sebaiknya letakkan bayi didada ibunya agar dia berusaha menemukan sendiri puting susu Ibu (inisiasi menyusu dini). Bayi ini akan menghidu tangannya yang aromanya mirip dengan area susu Ibu, dalam waktu satu jam dia akan bisa menemukan sendiri susu Ibu dan menyusu. Nggak boleh dibantu lho!

Aku tambahin juga nih, artikel yang lebih lengkap ku copas dari http://kumpulan.info

a). Ini merupakan tahap awal yang sangat baik bila Anda ingin memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama. Bayi akan menyukai ASI dan ibu tidak akan kekurangan untuk memberikannya. IMD juga mengurangi rasa nyeri saat harus menyusui.
b). Jangan kuatir bayi Anda kedinginan karena tanpa pakaian apapun harus dibiarkan selama kurang lebih 1 jam untuk mencari puting susu ibu. Karena kulit ibu dapat menghangatkan bayi secara sempurna. Bila bayi merasa kedinginan, suhu tubuh ibu akan meningkat 2 derajat Celcius, sedangkan bila bayi kepanasan, kulit ibu akan menyesuaikan dengan menurunkan suhu sebanyak 1 derajat Celcius.
c). Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi tingkat kematian bayi yang baru lahir.
d). Gerakan bayi yang merangkak mencari puting susu dapat menekan rahim dan mengelurkan hormon yang membantu menghentikan pendarahan ibu.
e). Bila bayi dalam melakukan IMD menangis, jangan cepat-cepat Anda menyerah untuk memberikan ASI. Bayi menangis belum tentu karena merasa lapar. Biarkan bayi Anda menemukan susu sendiri.
f). Bila persalinan harus melalui proses Cesar, Anda dapat tetap melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar 50% daripada persalinan normal.
g). IMD membantu meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak.


Ternyata emang Tuhan itu Maha Hebat, ya... Semua ciptaanya udah dirancang sampai sedetail-detailnya.
Btw, aku nggak mau lagi melahirkan ditempat bidan itu. Ntar kalian juga jangan ngelahirin disitu ya. Rugi, tau!

Begitulah, temanku menutup ceritanya.
Eh, baru sadar, postingan ini panjang banget. Padahal cerita temanku udah ku edit sesingkat mungkin, loh! Maaf ya... Kalo lagi boring, jangan dibaca deh.... :)

11 komentar:

  1. kalo saya ngerasain banget gimana dulu istri mau ngelahirin...istri ngeden saya ikut ngeden...yang jelas seru hehehehehe....

    tapi yang jelas sebaiknya suami ikut serta menemani pada saat istri mau ngelahirin...

    linknya udah saya pasang juga mba

    BalasHapus
  2. aduuh,,,,sbgai co ato nnti jd suami, harus ngapain ya disaat yg genting it>?

    BalasHapus
  3. Kok ada istilah 'bukaan'?
    apa itu ya?
    hehe..gak ngerti neh urusan wanita.
    Ternyata, ngelahirin itu 'susah' ya? tapi mengapa, banyak ibu-2 punya anak lebih dari 1?
    Hayo....

    BalasHapus
  4. terus terang, saya masih bingung gimana cara ngebalas komen ke masing-masing orang ya....?? Sambilan cari tau, saya balasnya gabung jadi satu dulu ya...

    to omiyan:
    "seru juga tuh, ya... istrinya ngedan suami ikutan. biar rame...hehe.. mertua nggak ikut ngedan juga kan, omiyan? Eh, makasih omiyan, udah pasang link saya... :)"

    to hafidzi:
    "temanin aja Mas, kalo bisa sampai kedalam kamar bersalin. Jangan ditinggal tidur, ya? Masak istrinya lagi kesakitan suaminya malah enak-enakan mimpi.."

    to humorbendol:
    "bukaan itu, maksudnya jalan lahirnya udah terbuka berapa centimeter. Biasanya sampai bukaan 10, alias 10cm. kenpa banyak ibu-ibu punya anak lebih dari 1? hehehe,... kali jawabannya ini nih: karena uennak bikinnya... *sst....kena uud pornografi nggak sih, ngomong gini?*"

    BalasHapus
  5. Uenak? ehem...
    hehe....
    Masak bilang enak aja kena UU Pornograpi seh?
    ;)

    BalasHapus
  6. hehehe jadi inget dulu waktu mo cabut gigi dokternya nanya setelah gusi disuntik.. "gimana, udah tebal belum rasanya?" saya krn ga tau apa itu rasa tebal akhirnya mengiyakan tanpa tau kl udah tebal berarti ntar waktu dicabut jd ga berasa sakit.. walhasil krn aslinya nih bibir blm berasa tebal which means tuh suntikan anti sakit blm ngefek, dokter pun mencabut gigi saya.. dooohhh sakit banget, hbs itu saya langsung demam bbrp hari..

    baca cerita mbak dewi saya jadi tau apa itu mengedan, ga boleh boong ya mbak kl lg mo ngelahirin gitu, sakitnya ditahan aja.. mudah2an nanti kl tiba saatnya ada suami yg nemeni saya.. minimal ngasi semangat..

    salam kenal ya mbak :)

    BalasHapus
  7. >idawy:
    tul banget. intinya jangan ngedan dulu kalo jalan lahirnya belum terbuka sampai 10cm. bisa robek habis ntar, kayak temen saya itu. Kacian dia.

    salam kenal juga, ida... makasih ud mampir :)

    BalasHapus
  8. Betapa jika kita tahu betapa besar perjuangan ibu.....rasanya tak akan pernah terganti....
    Love u mom.......
    Selamat Hari Ibu

    BalasHapus
  9. >prameswari:
    iyah, kasih ibu tak terganti, pengorbanannya tak bertepi, keikhlasannya tak terperi, cintanya abadi...

    BalasHapus
  10. Wah, meski saya masih 19th dan belom nikah, ni info berharga sekali bwt diketahuin sama calon2 ibu.
    Salam kenal, Mbak Dee. Thanks a lot atas postingnya. :)

    BalasHapus
  11. syukur kalo infonya berguna....
    belum nikah tapi udah punya calon kan...

    Salam kenal Nasta, makasih udah mampir...

    BalasHapus

Yang cakep pasti komen, yang komen pasti cakep..

Tapi maaf ya, komentar nggak nyambung akan dihapus :)
Terima kasih...