Meniru Budaya Tertib Orang Jepang

Bicara tentang budaya tertib, pastilah masyarakat Jepang yang paling menguasai bidang ini. Salut, salut, salut. Liat aja, di tengah kacaunya suasana pasca tsunami disana, televisi menyiarkan dan mempertontonkan mentalitas berbudaya tertib masyarakat Jepang yang sangat menakjubkan dan mengejutkan aku dunia.


 

Warga Jepang lagi ngantri, gak ada yang nyerobot (Gambar minjam disini)

Udah bisa diduga, pasca bencana dan kehilangan harta benda, teman dan sanak saudara, pastilah saat itu perasaan mereka tengah hancur lebur, kacau dan sedih, marah, kecewa atau apapun. Tapi hebatnya mereka tetap bisa bersikap tenang dan tertib dimanapun juga. Bukan hanya pas antri di supermarket, mereka juga antri dengan teratur untuk dievakuasi, atau saat pemeriksaan radiasi nuklir, bahkan saat jalanan macet total pasca tsunami.

Ada atau tidak ada tali partisi (tali pembatas) mereka tetap membentuk barisan yang rapi dan teratur, bahkan di stasiun kereta yang mendadak menghentikan operasinya pasca bencana. Ribuan penumpang menumpuk di stasiun, tapi nggak ada seorangpun yang marah-marah pada petugas KA, atau melempari kereta api dengan batu. Padahal tentu hati mereka tengah risau dengan keadaan terkini saudara dan teman yang belum ketahuan nasibnya. Dan mereka menunggu pengumuman selanjutnya dari petugas KA dengan sabar dan tertib. Jepang adalah cerminan budaya tertib yang sebenarnya.

Dan di jalan raya, meski kemacetan merajalela, mereka tidak main serobot ketika lampu lalu lintas menyala hijau. Mereka bergerak cepat tapi teratur meski hanya satu baris mobil saja yang dapat lewat, dan tidak lupa mengucap terima kasih pada sesama pengguna jalan yang memberi jalan kepada orang lain yang telah lama tidak kebagian jalan. Huebbat, Beib! 8 jempol untuk mereka (Diah nyumbang 4 jempol)

Aku sempat membaca di Lintas Berita tentang cerita seorang pengemudi yang telah terjebak macet hingga 10 jam dalam perjalanan menuju rumahnya. Dia mengatakan, selama terperangkap di jalan itu tidak pernah mendengar suara klakson yang bersahut-sahutan dan orang yang berteriak-teriak berisik, atau pengemudi yang main serobot seperti disebuah negara antah berantah yang bahkan saat tidak terjadi bencana saja, sibuk saling mengklakson di jalan raya yang macet. Jepang adalah gurunya berbudaya tertib, teratur dan tau aturan main.

Dan saya nggak kan tega ngebandingin budaya tertib orang jepang dengan negara saya. Saya bisa terharu biru tujuh hari tujuh malam. Di negara saya, orang hidup alakadarnya, makan alakadarnya, uang alakadarnya, kesejahteraan alakadarnya, kemakmuran ala kadarnya, kerapian alakadarnya, kebersihan alakadarnya dan budaya tertib-nya juga ala kadarnya………

Warga sebangsa setanah air lagi ngantri, gambar dari sini

Tidak ada yang perlu disalahkan, jika mau marilah kita berguru dan meniru bagaimana ber-budaya tertib sama orang Jepang. Meski kata teman saya, budaya tertib disebuah masyarakat berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Anda setuju? Saya rasa itu hanya masalah kebiasaan dan didikan mental sedari kecil. Tidak ada sangkut pautnya dengan kesejahteraan. Bagaimana menurutmu, Temans?

Artikel ini diikutsertakan untuk kontes ADUK di Blogcamp milik Pakdhe Cholik edisi Rabu 03 Agustus 2011.

Wish me luck! :D