Sering aku merasa bersalah pada anakku, karena meninggalkannya setiap hari. Tidak pernah menemaninya bermain di halaman rumah, jarang menyuapinya makan, hanya sesekali memandikannya. Dan setiap kali aku menatapnya, dia terlihat sudah tumbuh besar dan tinggi tanpa aku sempat menikmati pertumbuhannya, tiba-tiba sekarang dia sudah hampir sepinggulku.
Setiap malam, sebelum beranjak tidur, kupandangi wajahnya, salinan wajahku dan papanya terpatri disitu. Sering aku harus menelan haru yang tiba-tiba menyesaki tenggorokan saat membelai anak-anak rambut di keningnya, memandangi bulu matanya yang lentik dan panjang, betapa sempurnanya dia diciptakan Tuhan untukku, yah, untukku....
Harusnya, aku selalu ada disisinya, menemaninya bertumbuh dan berkembang. Tapi di lain pihak, aku harus bekerja agar semua kebutuhannya tercukupi, agar dia tidak kekurangan, agar aku sanggup membiayai sekolahnya setinggi mungkin.. itu harapanku. Konsekwensinya, dia harus kutinggalkan. Setiap hari. Seringkali dia belum bangun saat aku harus berangkat kerja.... Seringkali pula, aku kelelahan sepulang kerja hingga tak sempat bermain lagi bersamanya. Dan aku merasa bersalah karenanya.
Anakku, maafkan Mama. Apapun yang Mama lakukan sekarang adalah untukmu. Mama harap kamu tidak marah pada Mama dan masih mau mendoakan mama kelak jika mama sudah berada di alam barzah. Karena hanya doa anak yang shalehlah yang bisa menyelamatkan orang tuanya dari azab kubur....
Untuk Valeska, putriku tercinta...
Dengan cinta sebesar dunia...
mengamankan yg pertama..!! salam Mbak buat Valeska, mdh2n menjadi anak saleh berbakti pd kedua orgtuanya..
BalasHapus2(Maaf) izin mengamankan KEDUAX dulu. Boleh, kan?!
BalasHapusSering kali emang menjadi dilema, Mbak. Di satu sisi kita menginginkan kebersamaan bersama sang buah hati namun di sisi lain kita dituntut untuk memenuhi kebutuhan, juga demi sang buah hati
Amien. Semoga Valeska menjadi anak yang sholehah dan tidak lupa mendoakan orang tuanya.
BalasHapusBtw gw yakin ko Mba, Valeska akan paham bahwa yang Mama & Papanya lkukan adalah buat kebaikan semua keluarga.
Tetap semangath yah Mba :-)
@ Rita:
BalasHapushahaha... Jeng Rita ngalahin Mas Alamendah nih... Amiin..! Ntar salamnya di sampein.
@ Alamendah:
Iya, boleh deh... :)
Itulah, Mas masalahnya. Kadang kalo lagi melo gini, suka nangis sendiri aku..hiks..hiks.. Ninggalin kerja sayang, ninggalin anak juga sayang... Tapi kita tetap harus memilih, kan?
@Zulfadhli's family:
Amin, amin! Semoga nggak jadi dosa juga buat Mamanya karena terus-terusan ninggalin anak. :(
jadi berkaca-kaca membacanya, sebagai wanita karir yang sudah mempunyai anak aku merasakan hal yang sama apalagi aku bekerja cukup jauh dari rumah dan nyaris seharian aku ngga ketemu anakku, kadang setiap mau pergi aku pasrahkan anakku pada Allah swt...dan berdo'a mohon anakku dijaga moga anak-anakku sehat dan baik-baik saja
BalasHapus@ Ladyonthemirror:
BalasHapusSama, Mbak. Kita ninggalin anak minimal 8 jam sehari dan 5 hari dalam seminggu. Kalo dikali setahun, udah berapa tuh waktu yang terbuang. Kadang sedih banget loh, Mbak. Kayak saya waktu nulis postingan ini, lagi kangen berat sama anakku. Padahal baru aja nyampe dikantor. Hampir 2 jam saya habiskan waktu untuk mlototin foto-fotonya di layar monitor... hmmm. Semoga anak2 kita dijaga dunia akhirat, Mbak. Amiin...
menjadi diLema yah Mbak, satu sisi harus membantu untuk mencukupi kebutuhan hidup untuk masa depan keLuarga yg Lebih baik, tetapi disisi Lain harus memenuhi kewajiban sebagai seorang Ibu.
BalasHapustentunya, Allah Lebih tau denga haL yg terjadi ini. sehingga saya hanya bisa mensupport, LakukanLah yg perLu diLakukan dan diniLai itu baik untuk kepentingan bersama, terutama untuk masa depan anak2 di kemudian hari.
semoga apa yg Mbak cita2kan dapat tercapai sesuai dgn apa yg diharapkan, tanpa mengaLami kendaLa yg berarti. amin.
@ Om Rame:
BalasHapus*dudu bertopang dagu mendengar petuah om rame, sambil sesekali menyusut air mata haru*
Amiin.. Makasih doanya Om... Makasih support nya..