Suatu hari di bulan Juli, beberapa tahun yang lalu, sekitar pukul 9 malam waktu setempat, pertama kali aku menginjakkan kaki indahku disini, di pulau yang indah ini, Bintan. Jangan tanya kenapa aku terdampar kesini, karena akan panjang sekali ceritanya. Kau akan bosan dan mengantuk mendengarnya, Temans.
Malam itu, begitu turun dari speed boat carteran yang membawa kami dari Batam dan melangkah keluar dari area ferry terminal, aku disambut tanah kosong tanpa pohon. Sejauh mata memandang hanya ada deretan bangunan pabrik dan dormitory. Pepohonan disepanjang jalan masih setinggi dada orang dewasa.
Ketika itu, disini gersang sekali, Sodara-sodara. Tidak ada sebatangpun pohon yang melindungi kita dari terik matahari yang membakar kulit. Jam 10 pagi, kami sudah tidak sanggup mengeluarkan anggota tubuh dari lindungan atap dormitory.
Tahun-tahun pertama disini, aku merasa disini sepi sekali. Jarang mendengar deru mobil atau motor (bahkan jarang melihat ayam atau kucing). Masyarakat sekitar kebanyakan memakai sepeda. Di jalan-jalan, dipasar, disekolah-sekolah dan pabrik-pabrik, tempat parkirnya dipenuhi sepeda.
Namun, beberapa tahun kemudian, hampir tidak ada lagi yang memakai sepeda, sepeda telah digantikan oleh sepeda motor yang dapat dibeli hanya dengan uang muka Rp.500,000 saja. Asap busuk mulai memenuhi langit-langit Bintan. Udara tidak lagi sebersih dulu, tidak lagi setenang dulu. Jumlah pohon yang ada dikalahkan oleh jumlah sepeda motor/mobil. Pepohonan semakin berkurang dari tahun ke tahun, sepeda motor/mobil malah selalu bertambah jumlahnya. (Aku jadi rindu ketenangan yang dulu itu, hiks...)
Tambahan pula, di lingkungan sekitar area kawasan industri tempatku bekerja ini mulai banyak dibangun perumahan penduduk. Pohon-pohon sebagai penyaring udara kotor; ditebangi, alat-alat berat membantai hutan bakau sedikit demi sedikit. Tanah-tanah yang lebih tinggi di keruk untuk menimbun hutan-hutan bakau yang telah digunduli. Padahal kata orang pintar, kita butuh hutan bakau sebagai 'beton alam'. Hutan bakau itu berfungsi sebagai penahan utama abrasi atau pukulan gelombang air laut yang bermaksud menghajar dan mengikis daratan serta tempat hunian bagi biota laut, seperti ikan dan beragam jenis tumbuhan laut. Belakangan ini, katanya lagi, ditemukan pula manfaat lain, yakni sebagai penyimpan emisi karbon atau gas rumah kaca, yang sangat penting bagi pengendalian pemanasan global. Tuh!
Bisakah kau bayangkan itu, Temans? Apa yang akan terjadi jikalau hutan bakau itu di embat untuk dijadikan hunian manusia? Kemanakah biota-biota laut itu pergi ketika tempat hidupnya kita musnahkan? Bagaimana kalau kita berandai-anadai bahwa kitalah biota itu? Apa yang akan kau katakan tentang itu, Temans? Manusia yang ditakdirkan sebagai khalifah di muka bumi itu ternyata sangat tega terhadap makhluk lain, terhadap alam yang telah memberinya kehidupan. Hmmmm... nampaknya aku mulai sok pandai bicara yah?
Sudahlah, kita lanjutkan saja....
Sekarang, orang-orang sibuk ngomongin pemanasan global atau global warming. Kata orang pintar yang ku sedot ilmunya dengan cara sembunyi-sembunyi, pemanasan global itu disebabkan oleh memadatnya emisi karbon atau gas rumah kaca di atmosfer. Emisi karbon itu tentulah dihasilkan oleh aktivitas manusia di bumi ini, tidak mungkin pula disebabkan oleh hewan. Karena, kata Deddi Corbuzier di Hitam Putih; Manusia adalah satu-satunya makhluk Tuhan yang mempunyai kemampuan merusak/menyakiti dirinya sendiri.
Lah, apa hubungannya? Begini, Temans. Kau harus sabar jika berkunjung ke blog orang edhan ini, kadang postingannya melantur kemana-mana. Tapi muaranya tetap ke satu tujuan; sampaikanlah kebenaran itu, meski hanya satu ayat.
Masih berhubungan inih? Masiiihhhh laaaahhh....
Begini, lahan basah, yakni hutan bakau, punya kemampuan menyerap dan menyimpan emisi karbon, supaya tidak menambah kepadatan di atmosfer. Merujuk pada pemberitaan media massa *tsaaahhh*, potensi hutan bakau menyimpan emisi karbon empat kali lebih besar dari hutan tropis. Baru tau?
Jika hutan bakau dirusak, maka tindakan itu berarti melepaskan karbon dioksida ke atmosfer. Bayangkan, bila perusakan lingkungan pantai masih juga berlangsung. Dalam hal ini, bukan hanya abrasi yang kian kuat menerjang pantai dan bukan hanya biota laut yang kehilangan sumber makanan, tapi juga manusia kehilangan kesempatan untuk memperoleh lingkungan yang lebih baik (merusak diri sendiri, toh?)
Pakar lingkungan hidup dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, SM Doloksaribu, mengemukakan, belum lama ini, keberadaan pantai sangat penting bagi manusia. Oleh karena itu, lingkungan pantai, sebagai kawasan pemisah antara lautan luas dengan daratan, harus terjaga. Jika rusak, terancam pula masa depan manusia (merugikan diri sendiri, toh? mangkanyaaaaa....)
Hari ini aku berdiri diatas bukit merah tak jauh dari rumah kecilku, kupandang alam sekitarku. Ku lihat dimana-mana tanah memerah, tanpa pohon. Kulihat hutan bakau, semakin menipis. Jika begini, Ku bayangkan masa depan bumi yang akan dihuni anak-anakku kelak, mengerikan!
Ayolah, Temans.... Kita lestarikan alam hijau kita. Cobalah kau bayangkan, kita duduk bersama di sebuah padang rumput nan luas, bercanda dibawah pepohonan rindang, menghirup udara sejuk nan segar. Sambil memandang lautan yang bergelombang tenang, kita bernyanyi sambil bermain gitar.
Alangkah indahnya!
SELAMAT HARI LINGKUNGAN HIDUP, Temans!
Postingan ini ditulis dalam rangka menjawab tantangan Mas Alamendah dan merayakan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2011.
aku sedang baca buku
BalasHapussoal kekeringan di Afrika
karena sama sekali gak ada pohon...
bisa nyampe 62 derajat celcius...
gak kebayang yaa
Uhhuuuuy... Tante Elsa pertamax
BalasHapusaku premium aja yaaaa
walah mbak ditempatku jarang sekali aku melihat hutan :-D ga ada bahkan. asyik tuh jalan2 kehutan sejuk
BalasHapusselamat hari lingkungan hidup pula mba ^_^...kurang lebih sama kondisi daerah yg mba ceritakan dengan daerah kami, balikpapan, alhamdulillah masih banyak mangrove ( dan ini menjadi isu penting untuk kelestarian lingkungan dikota balikpapan).
BalasHapusTerima kasih telah menjawab tantangan untuk para blogger Indonesia.
BalasHapusIndonesia pernah tercatat sebagai negaradengan hutan bakau terluas di dunia dengan area hutan bakau mencapai 4,3 juta ha (Kemenhut 2006. Sayangnya Indonesia juga menjadi negara dengan tingkat kerusakan hutan bakau terbesar di dunia. Tinggal 6% saja yang kondisinya masih sangat bagus.
>>>Nitip pesan buat semua:
Saya ada tantangan buat para blogger Indonesia, ki. Yang siap bisa langsung ceck TKP di blog saya (alamendah.wordpress.com/2011/06/03/tantangan-untuk-para-blogger-indonesia/)
@ Elsa:
BalasHapusNaudzubillah, jangan sampai bumi kita sekering itu. Sekarang aja rasanya udah panas banget.
@ Baby Dija:
Boleh, Sayang...
Tante Dewi malah cuman dapet minyak tanah. Cuma seliter pulak! Itupun pake antri 2 hari.
*apa maksudnya ngomong beginian sama bayi umur 1 tahun ya? hihihi..*
@ Lidya:
Disini juga udah jarang, Sist. Banyakan pabrik :D
@ Aryadevi:
Sama-sama, Mas
Oalaaaa...tak pikir dirimu cewek loh, Mas! :D
@ Alamendah:
BalasHapusWaddduuh... se-menyedihkan itu ya, Mas. Astaga!
Aku setiap hari melewati hutan bakau kalo mau ke pasar. Menyedihkan banget. Cuma beberapa tahun aja sejak aku tiba disini, hutan bakaunya sudah hilang lebih dari separo
(ini hanya sekitar tempat tinggalku saja lo ya.. nggak tau kalo tempat lain)
seperti masyarakat pantai selatan jawa
BalasHapusyg dulu dengan damai membabat hutan bakau
kemarin babak belur dihantam sumarni
udah kejadian baru nyadar mulai nanam bakau lagi
sep mbak..
BalasHapuskita mesti melakukan penghijauan, terutama di daerah perkotaan, yg sudah tidak ada ruang terbuka lagi buat masyarakat...
mbak sudah selesai menjawab tantangan mas alam ya,
BalasHapusinsya Allah saya besok aja
salam kenal mbak
Hutan bakau harus dilestarikan karena manfaatnya sangat besar untuk daerah pantai
BalasHapuswah, keren juga artikelnya.
BalasHapusjadi sedih kalo ngomongin global warming. :(
BalasHapuswah keduluan nih sama dewi...tomorrow aja deh jawab tantangan mas alam nya...top deh elo...
BalasHapusSelamat hari lingkungan hidup!!
BalasHapussebenernya besok acara naik sepeda sama walikota. untuk peringatan hari lingkungan hidup..
tapi ga punya sepeda hhe
Selamat Hari Lingkungan Hidup
BalasHapusselamat sudah terbukti sebagai blogger indonesia yang terima tantangan. Postingan ngelantur tapi selalu ada selipan yang penuh makna
salam dari pamekasan madura
Mbak,, kata mas alamendah kan tema artikelnya dapat disesuaikan dengan tema Hari Lingkungan Hidup 2011 tentang “Forests: Nature at your Service”... Tapi kalo aku nulisnya tentang lingkungan sehat aja boleh nggak ???
BalasHapusNih liat postingan jelek ku...
http://byamatir.blogspot.com/2011/06/lingkungan-hidup-sehat-dan-tak-sehat.html
heheheiii
apk tulisanmu nduk.
BalasHapusSaya juga pernah terdampar di Kalimantan selama 12 tahun, di Sumatera 6 tahun kok.
Semuanya indah karena negeri kita memang indah.
Salam hangat dari Surabaya
waa.. saya terbawa suasana nih :-) nice story mbak'e
BalasHapusakhirnya ku menemukan ilmu baru disini yaitu tentang hutan bakau, setelah berkali-kali ngublek2 disini, ahahahaha....
BalasHapuswah bisa dijadiin bisnisan hutan bakau nih, dapat uang juga sekalgus melestarikan lingkungan, makasih inspirasinya mbak, hehe... btw ku masukkan blogroll ditempatku ya mbak, sapa tau ada inspirasi melayang lagi *siap-siap galah*
Selamat hari lingkungan hidup, mari selamatkan bumi kita :)
BalasHapus@ Rawins:
BalasHapusTakutnya di Bintan juga begitu, ya? Kan kalo belum mengalami belom tau, begitu tau biasanya udah terlambat..aaarrggghhh....! Sumarni oh sumarni...
@ Herman:
Lahan terbuka sudah di 'tanami' hotel ya, Mas?
@ monda:
Salam kenal, Mbak. Aku segera ke TKP. Kemarin gak OL soale, sibuk bercumbu dengan si kecil :)
@ fb:
Bener sekali. Aku setuju 100%
@ Sang cerpenis bercerita:
Thanks, Fanny.. :)
@ Rizaldy:
Aku malah ngeri....
@ NECKY:
Iya nih, Mas. Dari tempat Mas Alam, langsung merenung sekejap, dan blasshh..deh! Coz kalo ditunda, ntar ilhamnya ilang :)
Aku segera ke TKP, Mas!
@ Geafry:
Mau minjam sepedaku? Aku juga nggak punya sepeda ee....
@ citromduro:
melanturnya itu yang sulit dihilangkan, Mas :D
Alhamdulillah jika masih ada manfaatnya. Salam kembali dari Bintan.
@ Wicak:
Lah kok nanya aku? Yang nantang kan Mas Alamendah? :D
Tapi kalo menurut penerawanganku sih, boleh-boleh aja...
Aku segera ke TKP nih...
@ Pakdhe Cholik:
Indah banget, Pakdhe. Sayang kalo dirusak..hiks..
Terima kasih pujiannya Pakdhe, mekar hidungku...
Salam sayank slalu, Pakdhe!
@ angel:
Thanks a lot, Angel.
Saya jadi terbawa arus...
@ Oen-oen:
sik..sik.. maksudmu baru kali ini ada yang bermanfaat dimari ya? Nyang kemarin-kemarin kagak ada manfaatnya?
*Emang iya sih...* :D
Okelah, bilang aja mo tukaran link, ya toh? Dengan senang hati, Bro!
@ ibnu:
Selamat hari lingkungan hidup, Mas.
Yuk mareeeee.....
wahhh keren nech postingan ttg hutan bakaunya......segitu panasnya kah disana? sampai2 gak ada pohon utk sekedar berteduh?
BalasHapusTulisan yang bagus kak Wi...
BalasHapusMul dulu kesini udah lumayan ramelah meskipun udah beberapa tahun yang lalu, semoga saja hutan tempat kita gak semakin berkurang ya kak Wi..
Saya baca Pulau Bintan itu tempat wisatanya eksotis sekali. Pengen ke sana...
BalasHapusWew, ini tulisan dari tantangan mas Alamendah.
hihihihihi, udah tak masukin di apdet sobatku mbak :p
BalasHapus@ nIA:
BalasHapusAda sih, Say. Tapi nggak banyak. Makanya kalo mau kemari bawa payung sendiri ya?
@ IbuDini:
Orangnya makin rame ya, Mul. Tapi hutannya udah nggak ada. Dulu aku kesini, area Tg. Permai itu masih hutan bakau :D
@ isnuansa:
Iya, itu di Lagoi (Resort Pariwisata International). Orang kere kayak gw selalu diusir stapam kalo nyoba-nyoba masuk.
@ Oen-oen:
Dirimu juga udah tak masukin botol eh, blogroll-ku :D
Kayaknya memang dah akhir zaman..
BalasHapusalam sudah sedemikian parahnya akibat ulah tangan manusia...
kalau di lingkunagn kampus, sebaiknya saya ngapan ya untuk mendukung hari lingkungan hidup... >.<
BalasHapusPostingan yang menarik, dapat menambah wawasan meski tidak berkaitan langsung dengan hutan bakau karena disini jauh dari areanya. Mudah-mudahan pihak yang terkait bisa mempertimbangkan thd apa yg hendak dilakukan dikemudian hari.
BalasHapusSalam!
Ketamakan manusia telah mengorbankan alam ini dengan luar biasa. Salah satu contoh nyata adalah yang saya lihat di setiap perjalanan Pekanbaru-Duri. Dulu, semasa kecil, sepanjang jalan itu masih rimbun oleh hutan, tapi sekarang, semuanya tandus.. Ah.. miris sekali rasanya... :(
BalasHapusmari tetap kita jaga lingkungan hidup kita...hutan bakau juga pasti bermanfaat jika terjadi gelombang pasang tentunya...
BalasHapusDuh, ga ngebetahin banget pastinya ya mba Dew :(
BalasHapusLet's protect and take care our forest.
BalasHapusWarm regards
yah begitulah manusia, nggak nyadarr sejauh apa yang sudah mereka perbuat sebelum akhirnya merasakan akibatnya.. kadang miris juga, tapi apa daya yang bisa kita lakukan...
BalasHapussemoga hari lingkungan hidup ini bisa jadi sebuah perenungan bersama
kepengen beli sepeda..
BalasHapuskayaknya enak kalo berangkat ke kantor naik sepeda. bisa berangkat agak siangan.
ada alasan telat masuk kantor :D
aku tidak bisa ikut karena ada kemalangan
BalasHapusMeski telat, gw teteu mo ngucapin SELAMAT HARI LINGKUNGAN HIDUP!! Yuks ah mulai dengan hal2 kecil yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan alam sekitar :-)
BalasHapusNB: kalo ditantang panjat pinang berani ga Say?? Huehehe, yang nantang kurang kerjaan