Salahkah aku yang jadi mau karena melihat isi dalam rokmu

Postingan ini dibuat hanya untuk menandakan bahwa pemilik blog masih hidup :D, sekaligus menjadi pertanda dia sedang bingung mau mosting apa..hehehe... Jika tidak berkenan, silahkan lanjutkan perjalanan Temans ke rumah tetangga yang lebih bermutu :)

Seorang gadis manis melangkah memasuki kantorku pagi ini mengiringi seorang staf HRD yang mengantarnya (dia calon asistenku). Aku sedikit pangling. Jum'at kemarin waktu ku interview dia memakai celana panjang dan kameja putih lengan panjang. Rambutnya yang kemarin Jum'at masih hitam semua, hari ini berubah agak-agak merah tembaga di beberapa bagian. And dia memakai rok pendek diatas dengkul. Cantik sih... Tapi dikantor kami jarang-jarang ada yang memakai rok, apalagi sependek itu.

Gambar: forum.vivanews.com

Jaman dulu ketika aku baru gabung dimari, kami emang dilarang keras memakai rok, juga tidak boleh memakai celana jeans, mesti celana berbahan kain selain jeans (tapi juga tidak boleh make sarung apalagi jarik), karena untuk kekantor di lantai dua yang tidak begitu tinggi, kami harus melewati tangga bolong dengan -+21 anak tangga yang tidak ada penutup antara anak tangga satu ke anak tangga berikutnya. Jadi kalau ada yang menaiki tangga tersebut dengan memakai rok, dan pada saat yang sama ada yang lewat dibawah tangga, ehem, lagu Jamrud lama akan terdengar mengalun shyahdu:

".........rok mu mengayun, naik turun...

Salahkah aku yang jadi mau, karena melihat isi dalam rokmu...."

(Bahaya! Sungguh merbahaya!)

Maka untuk menghindari kejadian di lagu Jamrud tersebut,   di haramkanlah memakai rok pendek di kantor kami dan kami diberi semacam uniform. Tapi sejak 2 tahun lalu, ketika HRD berganti pemimpin, memakai rok sah-sah aja, asal tau resikonya, dan resiko mesti di tanggung sendiri, tidak boleh gotong royong dengan perusahaan apalagi dengan teman sekantor.

Tapi semenjak pengumuman diumumkan untuk umum oleh Pak GM yang menyatakan bahwa perusahaan ini akan tutup untuk merger ke saudara se-ibunya di Malaysia, maka aturan berpakaianpun sudah tidak karuan lagi. Ada yang setiap hari memakai celana jeans dan t-shirt, ada yang masih sopan dengan berkemeja atau baju semi blazer (jarang-jarang banget ini mah) tapi sudah tidak ada lagi yang memakai blazer dan high heel kayak dulu. Semua serba preman, make jeans dan sepatu, biar lebih lincah untuk lari-lari naik tangga, ya itulah yang terjadi ketika kantor ditinggal majikannya, secara Pak Direktur cuma hadir dimari setiap hari Jum'at doang. Para penghuni kantorpun semena-mena. Sak enake dhewe!

Tapi bagiku pribadi, meskipun dikakiku tidak ada penampakan kutil dan sodara se-habitatnya, memakai celana panjang kekantor jauh lebih aman (dari resiko di lagu Jamrud itu tadi) dan nyaman (dari pandangan menjengkelkan milik kaum Adam) :)

Gimana denganmu, Temans?