Dek,
Kau bertanya padaku tentang masa itu
masa lalu yang kelabu abu-abu
saat tiap hari aku
menangis sendiri dibalik kelambu
tak seorangpun tau...
Dek,
kau katakan padaku
andai tau dari dulu
kau ingin membantuku
merajut kembali renda itu
menautkan dua hati yang pernah satu
taukah kamu?
diapun pernah berkata begitu
tak lama setelah perpisahan itu
merajam bahagiaku
Dek,
jangan hakimi aku
karena kau tak tau
apa yang terjadi padaku
betapa berat melalui kesedihan itu
seorang diri jauh dari ayah-ibu
kau sungguh tak tau
dalamnya lukaku
Dek,
hampir sewindu berlalu
kau sesali itu
kenapa baru kini kau tau
parut membiru dalam hatiku
Dek,
kini kau tau
itulah aku
tak mau berbagi duka itu padamu
tak perlu sesali itu..
Dek,
kau katakan padaku, perlu membuat dia tau
bahwa bahagianya menyakitiku
adakah gunanya bagiku?
Dek,
buatlah dia menyesal, katamu
aku bingung termangu, untuk apa kulakukan itu
sejak bertahun lalu aku sudah tau
dia menyesali semua itu
dia ingin kembali padaku, dia ucapkan itu
tapi hatiku terlanjur beku
sakit itu membunuhku
membunuh cintaku yang dulu menggebu
Dek,
taukah kamu
berkali dia menangis dipangkuanku
mengucap maaf sambil tersedu
kukatakan dalam hatiku:
aku memaafkanmu
aku menyayangimu
dengan sepenuh jiwaku
tapi takut tuk kembali bersamamu
meski selalu menangis tanpamu
Dek,
kau minta padaku
untuk lupakan dia
taukah kamu?
akupun ingin menghapusnya
dari hatiku
dari seluruh jiwa...
Dek,
pernah ku minta pada Yang Satu
agar memberiku hati yang baru
yang tidak ada namanya disitu
hingga kini Tuhan
belum mengabulkan
mungkin Tuhan ingin memberiku pelajaran
tentang kehidupan
yang tak selalu sejalan
dengan apa yang kita inginkan
Dek,
kini dia sudah pergi
bersama orang yang dia sayangi
dan akupun kini disini
bersama seorang yang baik hati
membalut lukaku hari ke hari
Dek,
kau bilang waktu itu untuk dilewati
bukan untuk diputar kembali
jadi...
doakanlah aku, agar bisa melewati hari-hari
tanpa bayang masa lalu itu lagi...
doakanlah aku..
doakanlah aku...
Thanks to my sister "R",
this poem inspired by
your sms on 13/7/11
your sms on 13/7/11
:b membaca dengan takzim...................
BalasHapussemoga kabul ka 8|
karangan sapa mba?...
BalasHapusAmien.. Amien... Amien.. Semoga terkabul mbak...
BalasHapusAMin,ikut mendoakan saja mbak aku sih
BalasHapusamien..amien.. lanjutkan...
BalasHapusKak,
BalasHapuskini kami makin sadar, bahwa hidup memang belajar
dan cerita yang kakak ajar, membuat kami tengadah
kemudian tertunduk
Satu, yang Tuhan minta dalam hidup ini
teruslah banyak memberi maaf
dan kami pun tidak mudeng mengapa harus begitu
saat satu masa dua masa rasa sakit dan sesal datang kembali.. mengapa semua itu pernah terjadi..
memaafkan orang lain..
dan juga memaafkan diri sendiri jika belum sanggup memafkan..
serta tetap berharap akan masa depan yang lebih baik.. karena Satu yang mahakasih.. tetap sayang kita semua... anak anakNya yang fana
terimakasih kak
adik adikmu mendoakanmu..
@ Aryadevi:
BalasHapusah, yang bener...
@ definisi IT:
Karangan saya, Pak... Sumpah, saya nggak nyontek temen, kok...
@ Blog Keluarga, @ Lidya, @ Fajar:
Amiiin...
@ Knowledger80:
Forgive and forget. Tapi bagi saya memaafkan lebih mudah daripada melupakan :)
Tengkyu...
yang bener tuh beneran bikinan mba dewi? ntar yg punya bisa nuntut lho... :P
BalasHapusSepertinya kenangan itu susah untuk dilupakan yachhh...padahal udah ada pengganti yg lebih setia.....
BalasHapusKalo suasana hati lg melow gampang yach bikin puisi hihihi.....
memaafkan perlu sangat agar kita bisa berdamai dgn diri sendiri, walupun bukan berarti melupakan, krn hal yg telah lalu diingat utk langkah ke depan yg lebih baik.
BalasHapusini komen krn pengalaman pribadi...hehehe....
Fatma hebat ya , bisa bikin puisi yg indah
salam
@ Rizaldy:
BalasHapusKalo ada yang nuntut, berarti dia gila, Zal. Seminggu lalu aku terima sms dari seorang adik, dari situlah inspirasi puisi ini.
Kalau ada kata2: "kau bilang padaku.. bla..bla.." maka itu adalah isi sms dari si adek itu :D
Emang sampeyan gak percaya? Aku punya buku puisi setebal Alqur'an yang ku tulis sejak SMA, lho *pamer*
@ Nia:
Susah banget, Say.. Apalagi kalo masih sering ketemu. Kayaknya aku harus pindah dari sini deh.. Baru otakku normal kembali :P
@ Bundadontworry:
Gitu ya, Bun? Saya kok masih haru biru kalo ingat itu ya, Bun?
Masak indah sih, Bun? Perasaan biasa aja... Bunda yang pinter memuji nih... :$
Insya Allah, aku akan mendoakanmu, kakakku...
BalasHapusHuaaaa :(
BalasHapustante, jangan sedih...
Huaaaa :(
BalasHapustante, jangan sedih...
Duh, puisinya mantap surantap! kayaknya mesti belajar sama Mba Dewi nih...
BalasHapusHati saya juga pernah sempat beku Mba, cuma waktu itu dia ga nangis dipangkuan saya, dia hanya bawa air panas dan rendam hati saya hingga tak beku lagi...hihihi
ooo kirain lagunya siapa gitu...
BalasHapusseep seep banget..
Mba Deeew, I've been there! Dan betul ya, forgiven but unforgotten :D
BalasHapusTetap semangat mba, untuk selalu berbahagia dengan apapun yg sudah dan tidak kita miliki hari ini *tsaaahhh* ;)
saya turut mengaminkan saja dari sini..
BalasHapusJeng, are you okay? :f
BalasHapusiya mbak always kudoakan :mj
BalasHapus@ Abi Sabila:
BalasHapusTerima kasih atas doamu, adikku :)
@ Inggit2 semut:
hmmmm....oke, Sayang...
@ Bang Pendi:
Tapi dada Bang Pendi nggak sampe melepuh, kan? :O
@ Rawins:
LAgu hatiku..hiks..
@ Orin:
Iya Rin, sedang berusaha sekuat daya..
@ Rian:
Thanks a lot, Rian :)
@ chocoVanilla:
hmmm.. I hope so... :D
@ Oen-oen:
Tengkyu, Oen..
waaaah
BalasHapusadiknya pasti terharu biru baca puisi ini
@ Elsa:
BalasHapusyang bikin juga terharu biru :(
Tak ikut doain ach biar sip
BalasHapusSalam sayank slalu