Merapi Er (ek/up) si?

Jika Anda fans-nya Pakdhe Cholik, Anda pasti pernah baca Slip of the Tongue VS Ngakak.com di BlogCamp. Nah, postingan ini rada-rada mirip.

Di kantor kami, kalau butuh suatu barang (apapun), mesti bikin PR (Purchase Requisition) dulu. Minta sign para petinggi terkait, lalu submit ke bagian Purchaser. Nanti Purchaser bikinkan PO (Purchase Order), sign lagi ke para petinggi negara, baru di-fax atau di-email ke supplier. Nah, proses itu biasanya memakan waktu beberapa hari, dari nyari-nyari supplier, nego-nego harga, sampai barangnya datang.

Nah, bila keadaan tidak memungkinkan untuk menunggu, si requestor biasanya beli cash dengan cara minta uang cash ke finance. Tentunya dengan prosedur tertentu.

Di sinilah cerita itu bermula, Kawan. Sebagaimana yang telah dikau ketahui, di kantor itu kan banyak juga orang lugu, lucu, cupu dan unyu alias lulupunyu. 

Jadi, beberapa hari yang lalu, salah satu pengikut sekte lulupunyu mendatangi ruangan finance dan berkata:

"Mba Dew, Aku mau beli barang "A", urgent. Kalau nunggu PO kelamaan. Ntar mesin nggak jalan. Kalau minta dana preti kes (petty cash -pen), gimana caranya, Mbak?"

Meski pengen tertawa mendengar kata 'preti kes,' tapi aku menahan diri, sebagai orang yang baik lagi santun, ku coba memperbaiki kata-katanya dengan halus.

"Isi form request untuk petty cash (pas ngomong ini, suaranya dibuat se ng-bass mungkin), minta tanda tangan seperti biasa. Nanti kalau para petinggi udah sign, balikin form ke aku, baru kukasih uangnya."

"O, gitu... Tapi preti kes-nya bisa diambil hari ini juga kan, Mbak? Soalnya barangnya perlu hari ini," lulupunyu masih ngeyel.

"Bisa. Minta tanda tangan dulu. Petty cash mah, gampang....." sambil double nge-bass pas di 'petty'

Tak lama, dia kembali lagi. Ngos-ngosan menyerahkan form:

"Ini, Mbak. Form preti kes nya udah di-sign." yaolooohh... keras kapalo!

"Kamu mau minta petty cash apa pretty cash, sih. Kalau pretty itu akiiyuuu.., kalau petty itu kamyuuu.. Paham?"

"Iya, Mba.. Pretti kes, Mba," nyengir dengan muka lugu.

Oalllaaaahhhh....

Lain lagi cerita saat ngobrol bareng tetangga di warung mie ayam kemarin sore.

"Gila, ya... Di mana-mana demo, di mana-mana tawuran, di mana-mana bunuh-bunuhan. Gila oiyy Indonesia.. Makin kacau aja......."

Aku yang lagi asyik mengunyah mie ayam, diam aja. Si teman melanjutkan ocehannya:

"Makanya Tuhan marah. Banjir dimana-mana, angin puting beliung, longsor... Macam-macam dah, cara Tuhan buat ngingetin manusia. Tapi kok nggak ada yang insaf yaaa....shh..hhh...shhh.." sambil mendesah-desah kepedesan.

Aku masih diam menikmati lembutnya mie ayam. Sesekali bergumam; hmmmm...

"Yang bikin aku ngeri itu, Coy, gunung merapi... Nggak di Padang, di Jawa, di Ternate gunung merapi pada ere*si bareng-bareng...."

Aku terbatuk, tersedak, terkekeh........... Kalo gunung merapi ere*si, laki elo erupsi doonggg....hahahaha....

Lucu nggak sih, Temen gw? :D