Emang, kadang lidah bisa lebih tajam daripada pedang. Namun, luka tergores tajamnya pedang (asal nggak menewaskan) bisa sembuh dengan obat dokter, tapi luka akibat tajamnya lidah takkan hilang sepanjang hayat dikandung badan.
Emang, lidah diciptakan tak bertulang. Kalau ada tulangnya, bukan lagi lidah namanya. Dan kalau ada tulangnya, gimana bisa kita mengucapkan kata-kata?
Tapi, justru disitulah kelemahan dan kelebihannya. Susah mengontrol apa yang diucapkan lidah, apalagi kalau diucapkan dengan hati yang terbakar amarah didampingi tubuh yang lelah dan pikiran yang resah. Lidah akan menari tak terkontrol, mengucapkan kata-kata tak bertuah, yang bakal melukai hati banyak orang dan tak kan sembuh walau dengan beribu maaf. Mungkin orang bisa memaafkan kita, tapi takkan bisa melupakan kata-kata yang pernah meluncur tak terkendali dari lidah kita.
Aku pernah mengalaminya, melukai hati seorang (atau lebih) sahabat karena ucapan yang tak sejalan dengan pikiran. Saat itu, tubuh dan fikiranku sungguh sangat tidak fit, lelah dengan pekerjaan yang menumpuk. Dan saat dia menanyakan sesuatu, aku menjawab dengan kata-kata yang mungkin tidak sepatutnya aku katakan. Menurut aku, saat itu ucapanku tidak tidak akan menyakitinya, tapi bagi dia aku telah melukai hatinya. Padahal aku tidak berniat untuk itu, SUMPAH.
Kadang, apa yang INGIN kita ucapkan BERBEDA dengan apa yang kita ucapkan. Hasrat hati ingin mengatakan A, yang terucap malah A+ atau A-. Karena itu tadi, tubuh lelah dan fikiran tidak focus, sehingga lidahpun nggak ada yang ngawasin.
Aku tau, sahabatku itu telah memaafkan aku tapi akupun tau dari penampakan wajahnya setiap kali bertatap mata, dia belum bisa sepenuhnya melupakan apa yang pernah kukatakan.
Sobat, maafkan aku. Jika nanti dikau menanyakan sesuatu dan aku diam sambil tersenyum, mengertilah bahwa aku sedang menahan diri untuk tidak mengatakan sesuatu yang buruk yang bakal melukaimu. Mengertilah, bahwa saat itu aku sedang tidak memungkinkan untuk menjawab pertanyaanmu dengan baik. Karena aku tidak mau melukai siapapun lagi dengan lidahku ini. Persahabatan ini terlalu indah untuk dihancurkan oleh sekeping lidah.
Maafkanlah semua kata-kata buruk yang terlanjur terucap. Aku sungguh menyesalinya lebih dari yang kamu tau. Dan dimanapun saat ini kamu berada, ingatlah aku sebagai sahabatmu, bukan musuhmu. Sebagaimana aku akan selalu mengenangmu sebagai bagian terbaik di dalam hidupku.
Note: Untuk sahabatku, dimanapun berada.
Emosi yang tidak terkontrol kadang membuat kita menjadi menyesal.
BalasHapussemoga aja sahabat kak Wi, tidak memedannya dalam hati, karna sahabat yang baik akan mengerti keadaan sahabatnya, dan akan menanyakan ada apa dgn sahabat...
ya emang paling susah adalah menjaga lidah untuk tidak mengucapkan kata-kata yang kasar .. atau ngegosip atau yang lainnya ....
BalasHapussusah banget .... mungkin beristigfhar adalah jalan terbaik mba...
salam hangat selalu buat keluarg
@Adhini Iya, Mul. Dan penyesalan selalu datang terlambat. :(
BalasHapus@Omiyan Betul Om. Istighfar aja dibanyakin. :)
BalasHapusSalam hangat juga untuk keluarga Omiyan. :)
(maaf) izin mengamankan KELIMAAXXXZZZZ dulu. Boleh kan?!
BalasHapusMeskipoun tahu kalau lidah mampu menyakiti sering kali kita tidak mampu mengontrol diri untuk mengeluarkan kata2 yang menyakitkan. Sebuah tindakan yang kemudian hari pasti akan kita sesali
mari berlatih untuek mnjaga lidah yang tiada bertulang ini...
BalasHapuslidah memang tak bertulang ya.
BalasHapuslidah memang kadang tak sinkron dengan otak bila kita lagi badmood atau kondisi kurang fit...
BalasHapushmmm... bgmn cara ngatasinnya ya???
lidah memang harus dijaga agar tak menyakiti orang disekitar kita.... hehehe yg bener lidah ato mulut ya???
BalasHapusSaya juga pernah mengalaminya, dan sangat menyesal sesudahnya ...
BalasHapusKetika hati dan pikiran sedang lelah, memang ada baiknya kita diam, atau menjauhkan diri dari orang lain agar tidak terlepas kata-kata yang sebenarnya tidak kita kehendaki.
Jagalah lidahmu agar tak menyakiti orang lain.
BalasHapusMaaf Bu dewi... baru sempat mampir ni... saya pasang linknya ya biar saya bisa mengikuti updet nya.
kunjungan perdana...
BalasHapussalam kenal ya mbak
emag lidah tu tak bertulang
makanya qta harus hati2
salam persahabatan
kalau ada waktu kunjungan balik
oiya sudah aq folow blog ini
sebagai tanda persahabatan...
kalau berkenan follow back y... :)
@alamendah :D Oke, Mas. Mari kita berlatih.
BalasHapus@Sang Cerpenis bercerita Iye.. :P
BalasHapus@PuM2 Caranya mungkin lebih banyak diam aja kalau lagi badmood. Atau menjauh dari orang-orang. hehe...
BalasHapus@PuM2 Iya, itu.. lidah yang didalam mulut.. :P
BalasHapus@Tuti Nonka Naahh...betul banget! 100 buat Mbak Tuti.
BalasHapus@Kang Sugeng Dengan senang hati Kang Sugeng. Saya juga udah pasang link-nya Kang Sugeng tuh..
BalasHapus@daniel wahyu perbawa Terima kasih atas kunjungan perdananya..:)
BalasHapusFollow back? Oh, dengan senang hati..
Salam persahabatan kembali...
Sabar ya mbak...
BalasHapusSahabat yg baik pasti maafin kesalahan sahabatnya...
Sabar ya mbak...
BalasHapusSahabat yg baik pasti maafin kesalahan sahabatnya...
Sabar ya mbak...
BalasHapusSahabat yg baik pasti maafin kesalahan sahabatnya...
jadi ingat pepatah mulutmu harimaumu, apa yang kita ucapkan bisa jadi bumerang buat kita sendiri
BalasHapusmakasih mbak...
BalasHapuswah asik juga bersahabat ma mbak dewi hhehehe
asik kelihatannya orangnya :)
@andi and riesta (Kok ampe 3 kali ya, comentnya masuk?) Betul juga, semoga dia memaafkan saya..hiks..
BalasHapus@richoyul Bener..bener... itulah kata orang bijak, kalau nggak penting, lebih baik mingkem.. :) daripada ngomong tapi sia-sia dan nyakitin orang lain. Ya kan?
BalasHapus@daniel wahyu perbawa Ha..? masak sih, Niel.. Jadi kepengan malu di puji gituh... :D
BalasHapus@daniel wahyu perbawa Ha..? masak sih, Niel.. Jadi kepengan malu di puji gituh... :D
BalasHapushahahaha
BalasHapusmbak kapan postingan baru lagee...
ditunggu :)
@daniel wahyu perbawa Ada tuh, Niel.. Blom baca?
BalasHapus^_^b
BalasHapus@faza
BalasHapus:) :) :)