Selasa, 27 April 2010

Lidah

Emang, kadang lidah bisa lebih tajam daripada pedang. Namun, luka tergores tajamnya pedang (asal nggak menewaskan) bisa sembuh dengan obat dokter, tapi luka akibat tajamnya lidah takkan hilang sepanjang hayat dikandung badan.


Emang, lidah diciptakan tak bertulang. Kalau ada tulangnya, bukan lagi lidah namanya. Dan kalau ada tulangnya, gimana bisa kita mengucapkan kata-kata?


Tapi, justru disitulah kelemahan dan kelebihannya. Susah mengontrol apa yang diucapkan lidah, apalagi kalau diucapkan dengan hati yang terbakar amarah didampingi tubuh yang lelah dan pikiran yang resah. Lidah akan menari tak terkontrol, mengucapkan kata-kata tak bertuah, yang bakal melukai hati banyak orang dan tak kan sembuh walau dengan beribu maaf. Mungkin orang bisa memaafkan kita, tapi takkan bisa melupakan kata-kata yang pernah meluncur tak terkendali dari lidah kita.

Aku pernah mengalaminya, melukai hati seorang (atau lebih) sahabat karena ucapan yang tak sejalan dengan pikiran. Saat itu, tubuh dan fikiranku sungguh sangat tidak fit, lelah dengan pekerjaan yang menumpuk. Dan saat dia menanyakan sesuatu, aku menjawab dengan kata-kata yang mungkin tidak sepatutnya aku katakan. Menurut aku, saat itu ucapanku tidak tidak akan menyakitinya, tapi bagi dia aku telah melukai hatinya. Padahal aku tidak berniat untuk itu, SUMPAH.

Kadang, apa yang INGIN kita ucapkan BERBEDA dengan apa yang kita ucapkan. Hasrat hati ingin mengatakan A, yang terucap malah A+ atau A-. Karena itu tadi, tubuh lelah dan fikiran tidak focus, sehingga lidahpun nggak ada yang ngawasin.

Aku tau, sahabatku itu telah memaafkan aku tapi akupun tau dari penampakan wajahnya setiap kali bertatap mata, dia belum bisa sepenuhnya melupakan apa yang pernah kukatakan.

Sobat, maafkan aku. Jika nanti dikau menanyakan sesuatu dan aku diam sambil tersenyum, mengertilah bahwa aku sedang menahan diri untuk tidak mengatakan sesuatu yang buruk yang bakal melukaimu. Mengertilah, bahwa saat itu aku sedang tidak memungkinkan untuk menjawab pertanyaanmu dengan baik. Karena aku tidak mau melukai siapapun lagi dengan lidahku ini. Persahabatan ini terlalu indah untuk dihancurkan oleh sekeping lidah.

Maafkanlah semua kata-kata buruk yang terlanjur terucap. Aku sungguh menyesalinya lebih dari yang kamu tau. Dan dimanapun saat ini kamu berada, ingatlah aku sebagai sahabatmu, bukan musuhmu. Sebagaimana aku akan selalu mengenangmu sebagai bagian terbaik di dalam hidupku.



Note: Untuk sahabatku, dimanapun berada.

32 komentar:

  1. Emosi yang tidak terkontrol kadang membuat kita menjadi menyesal.
    semoga aja sahabat kak Wi, tidak memedannya dalam hati, karna sahabat yang baik akan mengerti keadaan sahabatnya, dan akan menanyakan ada apa dgn sahabat...

    BalasHapus
  2. ya emang paling susah adalah menjaga lidah untuk tidak mengucapkan kata-kata yang kasar .. atau ngegosip atau yang lainnya ....

    susah banget .... mungkin beristigfhar adalah jalan terbaik mba...

    salam hangat selalu buat keluarg

    BalasHapus
  3. @Adhini Iya, Mul. Dan penyesalan selalu datang terlambat. :(

    BalasHapus
  4. @Omiyan Betul Om. Istighfar aja dibanyakin. :)

    Salam hangat juga untuk keluarga Omiyan. :)

    BalasHapus
  5. (maaf) izin mengamankan KELIMAAXXXZZZZ dulu. Boleh kan?!
    Meskipoun tahu kalau lidah mampu menyakiti sering kali kita tidak mampu mengontrol diri untuk mengeluarkan kata2 yang menyakitkan. Sebuah tindakan yang kemudian hari pasti akan kita sesali

    BalasHapus
  6. mari berlatih untuek mnjaga lidah yang tiada bertulang ini...

    BalasHapus
  7. lidah memang tak bertulang ya.

    BalasHapus
  8. lidah memang kadang tak sinkron dengan otak bila kita lagi badmood atau kondisi kurang fit...
    hmmm... bgmn cara ngatasinnya ya???

    BalasHapus
  9. lidah memang harus dijaga agar tak menyakiti orang disekitar kita.... hehehe yg bener lidah ato mulut ya???

    BalasHapus
  10. Saya juga pernah mengalaminya, dan sangat menyesal sesudahnya ...

    Ketika hati dan pikiran sedang lelah, memang ada baiknya kita diam, atau menjauhkan diri dari orang lain agar tidak terlepas kata-kata yang sebenarnya tidak kita kehendaki.

    BalasHapus
  11. Jagalah lidahmu agar tak menyakiti orang lain.
    Maaf Bu dewi... baru sempat mampir ni... saya pasang linknya ya biar saya bisa mengikuti updet nya.

    BalasHapus
  12. kunjungan perdana...
    salam kenal ya mbak
    emag lidah tu tak bertulang
    makanya qta harus hati2
    salam persahabatan
    kalau ada waktu kunjungan balik
    oiya sudah aq folow blog ini
    sebagai tanda persahabatan...
    kalau berkenan follow back y... :)

    BalasHapus
  13. @PuM2 Caranya mungkin lebih banyak diam aja kalau lagi badmood. Atau menjauh dari orang-orang. hehe...

    BalasHapus
  14. @PuM2 Iya, itu.. lidah yang didalam mulut.. :P

    BalasHapus
  15. @Tuti Nonka Naahh...betul banget! 100 buat Mbak Tuti.

    BalasHapus
  16. @Kang Sugeng Dengan senang hati Kang Sugeng. Saya juga udah pasang link-nya Kang Sugeng tuh..

    BalasHapus
  17. @daniel wahyu perbawa Terima kasih atas kunjungan perdananya..:)
    Follow back? Oh, dengan senang hati..
    Salam persahabatan kembali...

    BalasHapus
  18. Sabar ya mbak...
    Sahabat yg baik pasti maafin kesalahan sahabatnya...

    BalasHapus
  19. Sabar ya mbak...
    Sahabat yg baik pasti maafin kesalahan sahabatnya...

    BalasHapus
  20. Sabar ya mbak...
    Sahabat yg baik pasti maafin kesalahan sahabatnya...

    BalasHapus
  21. jadi ingat pepatah mulutmu harimaumu, apa yang kita ucapkan bisa jadi bumerang buat kita sendiri

    BalasHapus
  22. makasih mbak...
    wah asik juga bersahabat ma mbak dewi hhehehe
    asik kelihatannya orangnya :)

    BalasHapus
  23. @andi and riesta (Kok ampe 3 kali ya, comentnya masuk?) Betul juga, semoga dia memaafkan saya..hiks..

    BalasHapus
  24. @richoyul Bener..bener... itulah kata orang bijak, kalau nggak penting, lebih baik mingkem.. :) daripada ngomong tapi sia-sia dan nyakitin orang lain. Ya kan?

    BalasHapus
  25. @daniel wahyu perbawa Ha..? masak sih, Niel.. Jadi kepengan malu di puji gituh... :D

    BalasHapus
  26. @daniel wahyu perbawa Ha..? masak sih, Niel.. Jadi kepengan malu di puji gituh... :D

    BalasHapus
  27. hahahaha
    mbak kapan postingan baru lagee...
    ditunggu :)

    BalasHapus

Yang cakep pasti komen, yang komen pasti cakep..

Tapi maaf ya, komentar nggak nyambung akan dihapus :)
Terima kasih...