5 Kenangan SMP

Dapet PR lagi dari Bu Batik (minjam istilah Pakdhe) dan Mabruri. Hmmm.... Mabruri 'balas dendam' nih... Kemarin aku ngasih PR SD untuk dia, eh sekarang dia balik nyuruh ngerjain tugas menuliskan 5 Kenangan tak Terlupakan Semasa SMP. Hmmmm...butuh beberapa hari untuk mengingat-ingat kenangan jaman SMP hihihi........ 

1. Halangan Pertama.

Hahaha.... malu-maluin ini mah. 

SMP baru akil baligh, dapat tamu bulanan untuk yang pertama kali. Penuh dengan kebingungan. Bingung kenapa ada d*r*h di celdam, bingung ketika buang air kecil kok warnanya m*rah, bingung cara masang pembal*t. Mesti berfikir keras untuk hal ini, jangan sampai terbalik masangnya. Bisa Anda bayangkan bagaimana menderitanya kalo makai pembal*t terbalik; lem-nya ke atas, busanya di bawah. Pas masang sih enggak kerasa menderita. Pas mbukanya itu, lho! 

Tapi akhirnya aku berhasil, maklum, kan udah kubilang aku ini anak pinter (karena rajin minum jamu 'Bingung-Upik'). Nah, begitu berhasil masang pembal*t, bingungnya berganti; bingung gimana cara berjalan.. kok kayak ngganjel-ngganjel yaaa... (yang pria mah enggak akan ngerti. :D) 

Pokoknya saat itu resah dan gelisah, benci jadi wanita. Benci benci benci. Sebenarnya bisa aja nanya sama mama atau kakak. Toh, aku punya 3 orang kakak perempuan. Tapi malunya itu lho, Sodara-sodara. Maluuu, tauuukkk..! Jadinya kudu berjuang sendiri. Cari tau sendiri. Nangis sendiri. Resah sendiri.

Tapi akhirnya kakak tau juga. Karena waktu dia kedatangan tamu juga, stok pembal*tnya tinggal dikit :D. Karena kakak2 yang lain juga punya stok, maka akulah menjadi satu-satunya tersangka dalam kasus ini. Dan aku pun diinterogasi:

"Kamu pake punyaku ya?"

Aku mengangguk. Masih terkenang, betapa malunya aku waktu itu. Muka rasanya panaaaaasss banget.

"Kamu udah dapet?" tanya kakak lagi.

Aku mengangguk lagi. Duhhh... jangan tanya-tanya lagi deh! Benci aku!

"Ya udah. Nggak papa."

Leghhhaaaa.... banget rasanya. 

2. Cinta pertama.

Saat masih duduk di kelas 1, aku naksir berat sama anak kelas 2C. Nama dan wajahnya aja masih ku ingat jelas sampai sekarang (nggak usah ku kasih tau ya, ntar yang bersangkutan mbaca... :D). Tapi aku juga punya 'cadangan inceran' lain. Satu anak kelas 2B dan satunya kelas 3B. Diantara mereka, yang paling ku ingat ya yang kelas 2C itu. Soalnya dia paling guanteeeeeennggg...se-jagad raya. 

Trus, kalo pulang/pergi sekolah kebetulan bareng naik angkot sama si dia, rasanya pengen pingsan ajah, Bo! Tak kuasa daku mengendalikan detak jantungku yang berdeburan bak ombak laut pantai selatan ini... Gemetaran seluruh tubuh ini, keringatan ketek ini, belekan mata ini (saking seringnya curi pandang). Beuugghhh...saat itu rasanya adaaaa aja yang salah pada diriku. Salah pake sepatu lah, bulu mata kurang lentiklah, dengkul kurang muluslah, bibir kurang basahlah. Jadilah sibuk melet-melet. Begitu angkot berhenti dan dia turun, rasanya lega tapi kosong. Serasa ada yang hilang di dalam angkot. Langsung dah supir angkot dimarah-marahin:

"Ngebut amat sih, Bang?"

"Eh, enggak kok Dik. Cuma 50 km per jam kok. Ngebut ya..?"

"Eh..ah..eh...enggak, Bang. Jantungku yang ngebut...."

Salah tingkah dhewe.

Btw, dimanakah kini gerangan si Cowok 2C-ku berada...? Sudah menikahkah engkau? Sudah berapa orangkah istrimu?

3. Nggak punya uang jajan.

Semasa SD, papaku masih kerja kantoran, mamaku punya toko kelontong yang lumayan besar. Tapi pas aku mau tamat SD, papa berhenti dari pekerjaannya karena sesuatu dan lain hal (klise banget yah?). Toko mama pun mulai bangkrut perlahan-lahan. Begitu banyak hal buruk yang terjadi saat itu dikeluarga kami. Pas aku duduk di kelas 2 SMP, hidup kami mulai ngos-ngos an. Kadang aku bahkan nggak punya duit untuk jajan :(

Suatu hari, aku ngileeerrr..banget ngeliat teman makan lontong sayur. Tapi uangku cuma ada Rp.50. Sementara lontong harganya Rp.200. Sedih banget rasanya. Apalagi lontong di kantin sekolah itu terkenal enaknya di seantero sekolahan (sekolah kami satu komplek dari TK sampai SMA - tapi aku hanya SMP aja di situ. Pas SMA aku pindah ke daerah Batusangkar). Akhirnya aku menabung uang jajan hingga cukup untuk beli sepiring lontong. Begitu hari H tiba, aku duduk di kantin dan memesan lontong dengan jumawa, rasanya bagai habis menang judi di Las Vegas lalu dijamu makanan hebat yang namanya pun sulit untuk dieja. Amazing! Amazing! (Tukul mode on).

4. Dimarahin kepala sekolah.

Sejak aku mengenal bangku sekolahan, aku nggak pernah dimarahin guru apalagi kepala sekolah. Di SMP inilah pertama kalinya aku dibentak-bentak, padahal aku nggak salah. Tega tega tega!

Waktu itu itu lagi latihan baris-berbaris untuk lomba diacara 17 Agustus. Aku dimarahin karena pas hormat ke-4 jemariku melentik keatas. Bukan disengaja. Emang begitulah adanya. Akupun nggak ngerti kenapa. Jadilah hari itu aku dibentak-bentak di depan masyarakat rame.

Jari melenting, nggak lulus jadi anggota Paskibra

"Kau itu mau hormat apa mau menari?"

Ya Robbbiii... Engkaulah yang menciptakan jemariku seperti ini. Tolonglah aku...

"Luruskan, letakkah ujung jari dipelipismu, lengan atas sejajar bahu. Jarimu itu harus lurus dengan lengan! Hei..!! Jarimu itu!! Kenapa melenting begitu! Luruskan! Itu bengkok namanya! Saya bilang, luruskan! Bukan dibengkokkan! Hei! Begini....!!"

Ya ampuuunn...jariku sungguh tak mau bekerja sama. Malah perform sendiri.

Si Ibu kepala sekolah yang bertubuh gagah perkasa gegap gempita itu naik pitam, dia berjalan mendekatiku dengan sepatu hak tingginya. Lalu berdiri di sampingku, mengutak-atik jemariku. Tidak bisa. Jika jemariku itu ku tegangkan, dia akan melenting dan saling merenggang automatically. Jika kurapatkan, dia jadi kelihatan bengkok (membungkuk). Serba salah, kan? Emang bentuknya seperti itu mau diapain? Akupun nggak tau gimana cara ngelurusinnya. Akhirnya dia menyerah. Aku disuruh pindah ke barisan tengah, biar nggak begitu kelihatan. Tapi dia tetap belom puas melototi wajahku yang pias.

5. Juara lomba puisi dan cerpen.

Sebetulnya aku benci masa SMP-ku. Nggak ada indah-indahnya. malah banyak kenangan yang tidak indah terjadi saat itu. Orang tua yang bangkrut justru disaat aku sedang menyeberang ke masa remaja yang penuh dinamika, yang sebenarnya butuh kestabilan dalam keluarga agar bisa mengarahkan jiwa remaja yang masih labil itu ke arah yang benar. 

Tapi saat itu, semua anggota keluarga kami justru sibuk dengan diri sendiri. Kakak sibuk mencari kebahagiaannya sendiri, mama sibuk mencari uang untuk makan, papa sibuk mengalihkan kesedihan dengan merokok dan merokok. Tapi aku masih bersyukur orang tuaku tidak menjadi gila, mengingat beratnya cobaan yang menimpa mereka.

Dan, alhamdulillah ya, aku tidak tersesat saat menempuh jalan yang banyak 'persimpangan' itu. Memang sempat ikut-ikutan merokok dengan teman-teman sesama labilisme, tapi aku langsung berhenti begitu merasa perutku kembung setiap kali merokok (sekarang malah anti banget dengan asap rokok). 

Di masa SMP aku pernah juara lomba baca puisi. Pernah juga menang lomba mengarang cerpen. Rasanya bahagia banget ketika melihat karyaku ditempel di Mading, dibaca seluruh penghuni sekolah. Banyak yang mencari tau: "Siapa ya, pengarangnya?" - "Yang mana sih, pengarangnya?" - "Anak kelas berapa?" - "Oooo..yang ini ya?" 

Yang lebih menyenangkan, saat tampil untuk menerima piala baca puisi itu, si cowok kelas 2C yang saat itu sudah kelas 3, memandangku dengan tatapan lembut nan aduhai, lalu tersenyum semanis madu... 

Ooouuuhhh... so swiiiiitt.... Unforgettable!

Okeh, Mab... Segitu dulu laporan masa SMP, saatnya bek tu work! Bye..bye.. :D

Sebelum dan sesudahnya, saya akan lempar tugas ini untuk para Sahabat di bawah ini:

1. Pakdhe Cholik -- sesuai janji, meski udah banyak yang ngasih Pakdhe PR ini, aku tetap keukeuh ngasih lagi :D
2. Elsa - Yellow Life
3. Gaphe
4. Sitti Rasuna Wibawa alias Una
5. Nofieta's blog

Selamat mengerjakan tugas..!!

Cayyyoooo....!!