Sore itu, tepat pada saat segepok tempe sedang menyumpal mulutku, pintu digedor. Dua orang emak-emak muda terlihat dari balik kaca jendela.
Cepat-cepat kukunyah dan kutelan tempe sebelum membuka pintu. Salah satu dari mereka adalah tetanggaku, yang satu lagi aku nggak kenal.
Aku orang yang tidak pandai berbasa-basi, tapi bertanya to the point :"ada apa kemari sore-sore menjelang magrib begini?" sungguh sangat kurang ajar..haha... Jadi aku hanya tersenyum, menyapa, lalu mengajak mereka duduk di sebuah bangku panjang yang lagi nganggur di dekat pagar.
Dari wajah mereka yang melankolis, aku tau, pasti mereka mau minta tolong masukin kerja di tempat kerjaku. Soalnya bukan kali itu aja aku kedatangan tamu yang nggak begitu kenal, bahkan nggak kenal sama sekali, lalu memintaku membantu mereka masuk kerja. Padahal aku nggak pernah pasang iklan sebagai agen tenaga kerja. Tapi orang-orang tetap aja minta tolong masukin kerja ke aku. Lucunya lagi, pernah ada yang datang2 langsung pinjam duit, pagi buta lagi, seolah-olah aku ini bank berjalan. Karena nggak punya duit, terpaksalah duit tak seberapa penjaga dompetku itu melayang dan hingga kini tak tau jalan pulang Lucu deh orang-orang itu......
Kembali ke topik!
Tapi tahukah engkau, kawan? Aku sudah trauma. Selain trauma ngeliat cicak bertubuh transparan yang urat-uratnya keliatan, aku juga punya trauma lain yang nggak kalah fantastik dibanding cicak. Trauma ajaib. Yaitu trauma nolongin orang masuk kerja. Nggak keren, kan? Tapi itulah yang kurasakan. Gimana dong? Aku malas nolongin orang masuk kerja karena takut dikecewakan dipermalukan lagi oleh mereka seperti dua kejadian berikut ini:
nyari kerja tu susah, klo dah dapat kerja ya disyukuri dengan cara bekerja yang baik dan tekun tho, Le..Le.. (Gambar) |
Orang pertama yang kubantu masuk kerja dan melukai harga diriku adalah seorang gadis manis dalam bis, berkulit putih dan berhidung mancung. Wajahnya cakep, nggak jauh beda sama Nikita Willy, pacarnya si pemain bola itu.
Tapi si cewek cantik yang kuakui sebagai adikku pada HRD itu mencuri ATM teman sekamarnya dan mengambil uang si teman. Nggak banyak emang. Cuma 100ribu. Tapi tetap aja malunya sama dengan yang nyuri 100juta, kan? *Nggak habis pikir gw dengan orang-orang yang doyan ngambil barang orang kayak gini.. Apa yang ada di otak mereka ya?*
Bencinya aku, rasa malu yang gede tenan itu dia bagi dengan ku. Ya iyalah, kan aku yang masukin dia kerja. Apapun kelakuan dia, aku pasti ikut terseret-seret, kan? Akupun dipanggil HRD, kami bicara 4 mata 2 mulut dan 4 telinga.
"Saya minta maaf harus memecat adiknya Mbak Dewi karena dia telah mencuri uang temannya..."
eaaaa....adikku? Mencuri? Oh, my God! Makan apa aku semalam??? Cacatlah sudah reputasiku
Trus, yang kedua, aku membantu sepasang suami istri yang masih mudddaaa.. banget untuk masuk kerja di tempatku sebagai operator (buruh) pabrik. Mereka minta tolong sambil pasang wajah mengharu biru, melankolis dan suara yang mendayu-dayu:
"Tolonglah, Kak. Masukin saya kerja ditempat kakak. Saya janji nggak akan bikin malu. Saya akan kerja baik-baik. Sumpah. Beneran. Tolong ya, Kak Saya nggak akan mengecewakan kakak, tolonglah kak"
Demi melihat wajah kecil penuh harap dengan mata berkedip cepat dan bibir sedikit gemetar, aku berjanji akan menolong mereka. Padahal, waktu itu perusahaan hanya mau menerima karyawan bujangan alias single. Bayangin deh perjuanganku menolong mereka. Ngebohongin perusahaan bahwa mereka blom nikah segala. Nambah berat timbangan dosa aja
Singkat cerita, mereka berdua pun masuk kerja. Sebulan dua bulan masih bagus dan lancar. Bulan ketiga mulai nyendat, mulai malas lembur. Mulai sering bolos kerja. Mulai pandai bohong. Sering dia pamit ke leader-nya untuk ke klinik, taunya pulang kerumah, nggak balik lagi ke tempat kerja.
Ujung-ujungnya, Pak HRD pun memanggil diriku yang malang ini ke ruangannya untuk bicara 2 mulut 4 mata dan 4 telinga [lagi].
"Saya terus terang saja, dua orang ini sudah bikin ulah terlalu sering. Leader-nya sudah nggak mau pakai, tapi mau saya pecat saya nggak enak sama Mbak Dewi. Karena Mbak Dewi yang rekomen mereka masuk," ngomongnya lembut. Tapi hatiku tertusuk. Peeddiihh jendral!
"Lho ya nggak bisa gitu, Pak. Kita ikut aturan main aja. Kalau mereka melanggar aturan ya, pecat aja. Saya nggak masalah. Saya nggak kan belain yang nggak bagus meskipun itu saudara saya sendiri." *hebat kan yah kata2 gw*
Akhirnya mereka dipecat. Tapi masalah belum tuntas. Karena mereka di PHK, gajinya selama mangkir nggak dibayar. Tapi mereka nggak mau terima. Mereka marah. ORang tua mereka murka. Pak HRD ditunggu dipersimpangan bersama ortu dan saudara mereka (Ya Allah..), ditagih untuk bayar gaji.
Pak HRD menjelaskan dengan susah-payah bahwa itulah konsekwensi yang harus mereka terima karena mangkir kerja berhari-hari. Tapi mereka tetap tak mau terima. Akhirnya Pak HRD merogoh kocek sendiri untuk membayar gaji mereka selama beberapa hari itu. Mau gimana lagi? Perusahaan kan nggak mau bayar?
Aku malu.. Maluuuuuuuuuuuu.... Mau kusembunyikan kemana mukaku iniiiiiiiiii..????
Ok, sebelum terlanjur malu banget, cukup dua itu saja yang kuceritakan, karena dua itu yang paling membekas dihatiku yang terluka ini.
Maka sore itu, aku dilanda dilema di depan dua ibu muda. Menatap wajah mereka yang memang terlihat menderita itu aku nggak tega untuk mengatakan: "I can't help you, Mak".
Tapi jika ku ingat lagi dua peristiwa tragis yang menimpaku itu, aku enggan membantu siapapun untuk masuk kerja di tempatku lagi.
Maka, setelah berfikir bahwa ini demi misi kemanusiaan, akupun mengenyahkan trauma nggak pentingku dengan semangat membara. Aku putuskan akan menolong satu orang dulu, yaitu yang terlihat lebih membutuhkan pertolongan sesegera mungkin. Tapi dia harus bersumpah tak akan mempermalukan aku didepan HRD sekali lagi
"Saya akan coba bantu, tapi saya nggak janji 100% akan diterima...."
"Tolonglah Mbak, jadi klining serpis pun aku mau. Buat-buat minum, sapu-sapu kantor pun aku mau..." kata Mbak-mbak berambut keriting dan berkulit gelap itu. Dari logat dan penampakannya, aku yakin beliau berasal dari daerah timur Indonesia.
Karena terharu mendengar keinginannya itu, akupun berkata: "Ok, Mbak siapin syarat-syaratnya: ijazah, SKCK, kartu disnaker...bla..bla.. Kalau udah lengkap, kasih ke saya"
Tapi jawaban beliau sungguh membuatku ingin pingsan di pelukan Park Shi Ho untuk waktu yang lama.
"Ijazah SD saya ketinggalan di NTB, Mbak... Apa boleh pakai potocopy katepe saja? Kata teman saya, bisa kok masuk kerja dengan potocopi katepe, tak perlu ijazah katanya.."
Whaaaatt..?? *pingsan* ------- *bangun* Potocopy katepe? Ijazah SD? Oh... trus, bagaimana caraku menolongmu, Mbak?
Aku terdiam menatapnya, kaget dan bingung mau ngomong apa, pastinya aku nggak tega mengatakan ini: "Maaf, Mbak..kalau ijazah SD, biarpun ada yang asli, saya tetap tak bisa bantu.. "
Ada orang yang punya pekerjaan dan dapat rejeki dari situ, tapi dia menyia-nyiakannya dengan kerja asal-asalan seperti dua orang yang kubantu dulu itu. Sementara di tempat lain ada orang yang begitu berharap bisa bekerja seperti Mbak itu, tapi keadaan tidak memungkinkannya.
Ya, Tuhan.. Tolonglah dia yang lugu ini.. Murahkan rejekinya, agar dia bisa memberikan masa depan yang lebih baik buat anak-anaknya.. Amiinn..
Met siang, All..
Yuk makan pecel lele plus lalap kacang panjang
dilema bener ya... mau nolong dipermalukan...
BalasHapustidak ditolong langsung dibilang jahat.
Kalau aku suka bilang: wah aku ngga bisa kenalin wong aku aja part timer/honorer, dan mungkin bulan depan jg dipecat :) (Dan itu kenyataan sih hehehe)
susahnya... mereka butuh, mereka tahu background ngga cukup, tapi tidak mau bersyukur dan berusaha. Banyak yang begitu..hiks
Itu dia, Mbak. Ditolong susah, nggak ditolong susah.. Tiap hari ditelponin, didatangin, dimintai tolong. Kan nggak enak juga, ntar pasti bakal ada statement nggak enak kayak gini: "susah banget ya dimintai tolong, kayak udah hebat aja!" Serba salah deh.
HapusSekarang udah enak jawabnya, Mbak: "perusahaan mau pindah, jadi udah nggak terima karyawan lagi" hehe.. (itu juga kenyataan sih )
hehehe udah ngalamin juga yang kayak gitu
BalasHapusemang pedih banget
malunya itu lho
kredibilitas kita ikut tercoreng moreng
bahasa saya mah, sama aja dib****in :(
tapi yaaaa ... niat menolong orang memang gak selalu diterima baik sama orang lain.
itu klo orangnya cuma tamat SD, suruh kerja di tempatku aja mbak, boleh kok asalkan JUJUR dan RAJIN hehehe
Masalahnya, yang ngongkosin ke Jkt sopo, Jeunk? :D
Hapuskalau saya dari awal tidak pernah mau melakukan itu.. bahkan untuk saudara sendiri.. takut mengalami seperti yang dirimu alami.. hasilnya persaudaraan dan lain lain jadi berantakan, hanya karena masalah sepele beginian...
BalasHapussaya kan orangnya nggak tegaan, mas..
Hapusterlalu baik saya ini :P
tolongin aku dong kak...
BalasHapusga bakalan nyolong duit kok
#paling kecolongan hati...
maaf mas, udah ada yang duluan nyolong.
HapusKalo empedu mau nggak? :D
wah kita kudu ke polisi bareng bareng dong...
Hapus#kecolongan kok kompakan gini..?
ehehehehe, aneh-aneh wae ya mba :D sabaaar, sabaaar :D
BalasHapusoia mba, mau bantu aku ndak ? cek en ricek disini ya http://nongpipit.blogspot.com/2012/11/untuk-kalian.html
makasi lo mbak *kecup
kecupnya jangan pake basah dong ahhh...
HapusAssalamualaikum... :D
BalasHapus"alaikum salam.. :D
Hapus*komen dhewe balas dhewe..wkwkwkw...*
Kasian mbak dewi! Gue dateng, siap2 kalo mbak tepar! Hiks
BalasHapusmasukin gue kerja di tempat mbak, dong! Gue janji, biar muka gue mirip park shi ho, kalo gue bikin malu mbak! Huhuhu
hahahahahahaha...
HapushahahahahaH..
kalau dikau jadi mirip park shi hoo, aku mau mirip kim nam joo aja ahhhhh... biar cucok, bo'! :D
met mlm mbk. jdi inget dlu mbk klu ada kata trauma apa lgi klu denger lgu nya heheh.. trmksi dah berbagi mbk
BalasHapusMbak Dewi...
BalasHapussaya datang kesini gak untuk minta kerjaan loh..
tapi...
Media Robbani Mengucapkan Selamat Tahun Baru 1434 H
semoga kebahagiaan dan keberkahan selalu bersama Mbak Dewi sekeluarga
Amiiinnn...
HapusMakasih Mas, selamat tahun baru juga buat Mas sekeluarga, semoga tahun ini segalanya akan lebih baik daripada tahun sebelumnya. Amiinn
nah ini..kembali normal lagi gaya postingnya....sedaaap...ibarat masakan, jangan ditinggal bumbu rahasianya....
BalasHapushihihihihi... jadi malyu..
Hapusyang kemarin kelupaan maasukin garam, Cikgu :D
Park Shi Hoo itu manajer HRD nya Mbak Dewi ya? hehehe... pingsang-pingsan deh, Mbak Dewi. Saking keselnya mbaca pertanyaan ini.
BalasHapusSebenarnya tidak banyak yang kita harapkan setelah membantu merekomendasikan orang ke perusahaan, cukuplah bekerja dengan penuh tanggung jawab, jaga nama baik bersama sehingga di lain waktu kita masih bisa membantu orang lain yang juga membutuhkan.
Park Shi Hoo itu calon suamiku, Abi. Sayang keburu digondol orang..hahaha..
HapusNah, tu dia Abi. Sayangnya harapan seperti itu nampaknya terlalu sulit untuk mereka kabulkan :(
Ada kemiripan tentang trauma yg saya rasakan Mbak.
BalasHapusBukan trauma liat cicak, tapi trauma nolong orang.
Ini bukan nolong bantu cari kerja, tapi bantu anaknya orang untuk diterima di sekolah tempat saya kerja.
Dengan berbagai cara, anak itu diterima sebagai siswa.
Tapi ternyata, selain nggak mampu mengikuti pelajaran, juga suka bikin ulah.
Jadilah saya kena getahnya...
ternyata kita senasib, Pak :(
Hapuskasian ya mbak itulah memang,,,saya juga sering ngehindar kalo ada yang nanya masalah lowongan,,takutnya malu-maluin kita,,heheh
BalasHapusmoga aja yang terakhirdi murahkan rejekinya ya
sekarang saya juga sering menghindar, biar nggak saling menyakiti :)
Hapusbaca dari awal sampe akhir
BalasHapuspengan marah, nangis, ketawa, campur deh, hehe
mau di tolong ntar buat ulah, gak di tolong ntar di bilang pelit, apalagi klo dah pasang wajah yang slow mellow mendayu2, klo di tolak ntar di bilang gk mansiawi lagi, gubrakk!!
dilemanya :D
kalo minta tolong wajah mereka mellow semua, pas bikin ulah wajah itu berubah jadi wajah nggak tau mellow alias ngk tau malu :D
HapusSaya sering sekali menemui kasus seperti ini ...
BalasHapusMohon maaf saya harus bilang bahwa mereka adalah ... Orang yang tidak tau diuntuk ... Tidak mensyukuri ...
Dan ya ... Ini menyebalkan sekali ...
Dan biasanya kalo ada demo mereka teriaknya paling keras nih ... Hehehe
Salam saya
Trus, berdiri paling depan ya, Om. Megang spanduk dan bendera.. Pas disuruh kerja paling rajin mbolos :D
Hapustadinya sih mo bilang klo aq lagi males kerja mbak, badan lagi g mood, maunya sih cuma baca2 tulisannya mbak dee aja, tapi ternyata malah males kerja, pingin baca lagi n lagi n lagiee, hihihi...
BalasHapus______
kadang sih klo qta mikir aslinya tak ada lho orang yang kekurangan itu, apapun yang kita lihat pasti bisa jadi peluang, kenapa juga sih qta harus "ngemis" minta kerjaan ke orang lain.
Padahal yang punya rezeki kan Tuhan, kenapa g minta ke Tuhan qta ya, malah "merendahkan" diri ke orang lain. Klo g percaya apakah ada yang mau tangannya ditukar sama uang 100juta, kakinya diganti 200jta, kepalanya ditukar sama 1 milyar, pasti g ada yang mau.
Begitu berharganya tubuh qta, masak kalah sama gajah yang g pernah sekolah aja tubuhnya bisa gede2, xixixixi..
________
sorry mbak dee komentnya panjang, g bermaksud nyaingin postingannya, ahahaha.., ayo kerja lagiee..
Kadang orang berfikir akan lebih cepat minta tolong sama orang lain ketimbang sama Tuhan, Oen. Lucu ya?
Hapusada oleh-oleh nih =>> http://empatbelass.blogspot.com/2012/11/liebster-lagi.html
BalasHapusSegera ke T K P!
HapusSusah juga ya mbak kalo begini masalahnya
BalasHapusMau nolong ga enak, gak ditolong juga gak enak
jalan terbaik ya mendoakan seperti yang dilakukan mbak Dewi
Kalopun bukan dari tangan kita yang menolong setidaknya nanti ada yang membantu
:)
Iya bener, Jeng.. :)
Hapusmau ditaroh dimana yaa?? hahaha...
BalasHapussabar sabar.. uppss.. :)
taroh di kulkas, biar awet..hahaha...
Hapussabar subur :D
niat baik tapi malah disalahgunakan ya mbak oleh mereka
BalasHapusBegitulah, Jeng. Malang bener nasibku..
Hapuskeren banget mba :D
BalasHapusya allooh... betapa malunya ya Mbak...
BalasHapusmaklum deh kalo udah kapok, lha wong udah dua kali dipermalukan
Saya juga ada pengalaman nolongin orang masuk kerja ke sebuah perusahaan swasta. Susah payah kami mencari koneksi dan orang dalamnya. Begitu dia diterima kerja, tidak berapa lama kemudian mengundurkan diri.
BalasHapusKesel juga rasanya. Tapi kami tidak kapok menolongnya siapa tau pekerjaan yang kami tawarkan kepadanya itu tidak cocok atau kurang berkenan.
artikel yang sangat bagus terimakasih banyak gan atas infonya sangat bermanfaat sekali tuk saya.......!
BalasHapusada gak orang yang terbebas dari trauma,,,,?? tdak mengalami??
BalasHapus