Sengatan Tawon

Okeh, mari kita loncing postingan nggak penting berikutnyah..
Nyang penting ngapdet..Nyang penting eksis.. Klo ada yang ngga senang sila lanjut ke tetangga sebelah. Ato kalo mau muntah, silahkan ambil kantong kresek yang nyelip di sandaran kursi di depan Anda..



Begini, kata orang, tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semua yang terjadi sudah terukur dan terencana jauh sebelum kita lahir. Semua yang terjadi sudah tertulis di sebuah buku besar kehidupan manusia. So, jangan pernah meniru kata-kata saya ini: "kebetulan, saya seorang manager akunting di sebuah perusahaan Semut Beriring..." karena itu bukan sebuah kebetulan. Kita harus berjuang untuk mendapatkan apa yang telah kita miliki saat ini. Jadi bukan kebetulan kalau sekarang Anda kaya dan aku hampir super kaya..hagh..hagh..hagh.. Lagipula, nggak selamanya semut jalan beriring, ada kalanya mereka jalan sendiri-sendiri, kayak yang lagi jalan-jalan di atas keyboardku ini. 

Jadi aku percaya, apa yang terjadi pada tangan ku hari ini sudah tertulis di buku takdirku periode bulan Juni dan Juli tahun 2012. Selain penganiayaan *minjam istilah eMak* yang kualami disebabkan laptop yang ngambek kemarin, masih ada lagi derita lain menghampiriku...

Tangan kiriku, Sodara-sodara...

Bulan lalu, di jalan sepulang kerja seekor lebah atau tawon *nggak tau bedanya* nan lumayan gede, iseng nancepin sengatnya ke telunjuk imutku ini... Akibatnya, dalam sekejap tanganku gemuk sebelah. Sangat timpang ketika disandingkan dengan tangan kanan nan kurus hingga urat-urat birunya berhamburan keluar.

tangan gembul nan sekseh...

Tak kusangka tak kuduga, ternyata disengat lebah itu sakit banget. Beda tipis dengan sakit saat melahirkan *lebay*. Malamnya aku nggak bisa tidur dengan nyenyak. Dari pergelangan tangan hingga ujung jari-jari nyut-nyutan kayak ditusuk jarum. 

Paginya lebih menderita lagi. Bangun tidur langsung ke kamar mandi hendak menunaikan hajat hiduporang banyak. Apa daya setelah seesai aku tak tau gimana caranya cebok bersuci. Tangan kiri selain sakit juga terlalu tebal hingga aneh sekali rasanya ketika kupaksa dia dibawah ancaman agar melakukan tugas dan kewajibannya. Rasanya....seperti memakai tangan makhluk lain..iyyy..!!

Setelah tangan kiri selesai melakukan tugas agung yang tak bisa digantikan oleh tangan kanan apalagi digantikan oleh tangan tetangga itu, giliran dia menyiksaku dengan rasa sakit yang tak terperi. Aku meraung-raung lebay, tapi malah diketawain sama Valeska. Dia sampe guling-guling ketawa ngeliat aku kesakitan. 

*Pelajaran moral maha penting: jangan bermain pura-pura sakit sama anak, karna pas kena sakit beneran anaknya malah ketawa-ketawa, nggak ada empati sama sekali liat emaknya menderita lahir batin* 

Kenapa disengat lebah bisa sesakit itu? Katanya itu karena sakit yang disebabkan sengatan lebah itu terdiri dari 'dua lapis'. Apa itu? Sok ngasih pengetahuan dikit nih ya... Biar postingan ini dianggap penting, gituh.

Sakit pertama: 

ketika lebah mengeluarkan zat kimia yang disebut melitin ke dalam korbannya. Racun ini langsung memicu reseptor sakit dan menimbulkan sensasi terbakar.

Sakit kedua: 

karena sengatan lebah seperti tusukan pedang, ketika masuk ke dalam kulit ‘duri’ lebah tetap tertinggal di dalam kulit. Makin lama sengatan berada dalam kulit, makin banyak racun keluar dan terus menyerang selama beberapa menit. Kalo kita nggak ada alergi pada racun lebah, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dengan mengirim cairan untuk mengeluarkan melitin dalam tubuh, kulit pun memerah dan bengkak.

Rasa sakit akibat sengatan lebah bisa bertahan selama beberapa hari, namun bisa diredakan dengan mengompresnya dengan darah air dingin atau bisa juga diobati dengan antihistamin. Dan aku tidak melakukan keduanya..hahaha.. Hebat kan? Aku hanya mengolesi tanganku yang bengkak sekseh itu dengan minyak tawon sambil setengah meringis menahan sakit. Mau nangis gegerungan sebenarnya, tapi malu sama si comel. Akibatnya tak kurang dari 1 minggu aku menanti tanganku langsing kembali seperti sediakala dan bisa dipakai untuk ceb*k lagi... *bahagianyaaaa...!!*

Dan setelah sembuh dari sengatan lebah, drama kehidupan baru kembali menyerang tangan kiriku. Entah apa salah dan dosanya hingga harus merasakan derita lagi.

Kali ini, si kiri terkilir. Padahal seingatku aku tak melakukan perbuatan tak senonoh apapun yang bisa mengakibatkan doi terkilir. 

Papa Vales menginterogasiku dengan tatapan mata bak penyidik KPK ketika suatu sore sepulang kerja aku mengadu padanya dengan muka dibuat se-unyu mungkin. Seperti biasa, dia tak pernah terpengaruh dengan aneka tampang unyu yang kuperlihatkan. Dia tetap berekspresi datar bertanya:

"Di kantor tadi ngapain? Ngangkat-ngangakat apa, gitu? Kok bisa terkilir?"

"Hoooohhh...*mendesah*..nggaaakk adaaaa.. Cuma mengangkat harkat dan martabatku saja, Mas...." sambil kedip-kedip mata biar kelihatan butuh perlindungan.

Sampe sekarang, udah sekitar sebulanan tanganku masih aja sakit. Nggak bisa nggaruk punggung, nggak bisa nyuci piring, nggak bisa meras cucian de el el... Belum diurut juga, belum nemu tukang urut yang keren ssiihh... Untungnya masih bisa ngetik postingan nggak penting ini..

Selamat sore yang cerah, Kawan!